ABNnews — Praktik penjualan daging kurban Idul Adha dengan sistem kupon di Bantargebang, Bekasi Jawa Barat, diduga dilakukan oleh oknum pengurus organisasi masyarakat (ormas) berinisial T.
Video jual-beli daging yang seharusnya gratis itu viral di media sosial. Mirisnya, mayoritas pembeli kupon daging kurban, yang dibanderol Rp15 per kantong plastik kecil, adalah para pemulung.
T akhinya angkat bicara soal video viral tersebut. Ia meminta maaf meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi. Dalam klarifikasinya, ia menjelaskan alasan di balik pungutan Rp15 ribu tersebut.
Menurut T, pada Idul Adha 2025 ini, ada pihak dermawan yang menyerahkan sapi kurban kepadanya untuk dibagikan kepada warga Cikiwul, khususnya para pemulung.
Ia menjelaskan bahwa di wilayahnya sebelumnya tidak pernah ada pembagian daging kurban. “Saya dan teman-teman semua ini sebelum datang atau ada sapi di tempat kami itu sudah musyawarah dan kesepakatan bersama. Karena melihat awalnya belum ada sapi yang memberi. Setelah adanya sapi yang memberi, dapatlah sebuah sapi karena inisiatif saya ingin membantu teman-teman kami khususnya kepada para pemulung karena setiap adanya kurban, mereka mengadu pada kami tidak mendapatkan daging,” terang T.
Ia juga mengungkap, tidak semua pihak pemberi kurban menyertakan dana operasional. “Setelah dapat sapi, tentunya si pembeli memberikan sapi. Ada yang sebagian memberikan uang untuk biaya tanggung jawab tu, ada juga sebagian yang plus sapi, dan ada juga tambahan lagi sapi saya memotong tiga, jadi ada tambahan lagi pembeli sapi, saya patungan dengan hamba Allah yang memberikan kepada kami,” jelasnya.
T menegaskan bahwa uang Rp15 ribu yang terkumpul dari warga digunakan untuk dibagi-bagikan kepada warga yang membantu proses penyembelihan dan pengolahan daging.
“Kami sebelum adanya sapi, jadi kami setelah musyawarah dengan teman-teman semua, kami ingin menyampaikan bahwa untuk biaya pemotongan dan untuk pekerjaan mretel sapi itu, dan untuk makan teman-teman karena satu hari full, jadi kami dengan inisiatif, kami meminta bantuan sebesar Rp15 ribu, itu betul. Tetapi tidak semuanya diambil bantuan yang Rp15 ribu itu karena hanya secukupnya,” imbuhnya.
Atas kegaduhan yang ditimbulkan, T secara terbuka menyampaikan permohonan maaf. “Mohon dimaklumi dan mohon dimaafkan. Karena telah membuat kegaduhan di wilayah khususnya Kota Bekasi, Kecamatan Bantargebang, Kelurahan Cikiwul atas keviralan ini,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa tidak ada niat panitia untuk menimbulkan keviralan atau sensasi. “Kami mendapatkan sapi tapi tidak mendapatkan bantuan uang. Karena tujuannya hamba Allah ini hanya memberikan sapi agar teman-teman kami memakan daging. Kami sebagai manusia biasa banyak salah dan dosa tapi tidak ada niat kami untuk membuat jadi viral,” pungkasnya.
Diketahui, video warga harus membayar Rp15 ribu untuk mendapatkan daging kurban Idul Adha, viral di media sosial.
Salah satu akun instagram menyebut, peristiwa itu terjadi di Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi. Diduga, penjualan daging kurban dengan sistem kupon itu dilakukan oleh oknum anggota organisasi masyarakat (Ormas).
“Jdi teringat preman cikiwul yg dulu pakai kacamata wkwkwk. Warga di Cikiwul kecamatan Bantar gebang kota Bekasi keluhkan pembagian daging kurban tapi masih disuruh bayar, padahal sudah ada himbauan dari kang dedi mulyadi,” tulis caption instagram tersebut.
Kemudian video memperlihatkan dua ibu-ibu yang sedang membawa daging kurban. “Udah bagi daging? nebus?” tanya perekam.
Ibu itu mengakuinya. Ia membayar Rp45 ribu untuk tiga bungkus daging hewan kurban. “Satu, Rp15 ribu,” kata ibu tersebut.
Ibu lainnya juga mengiyakan jawaban tersebut. Perekam kemudian berjalan kembali. Ia kembali bertanya kepada seorang perempuan yang membawa tiga bungkus daging kurban. “Ibu nebus Rp15 ribu?” tanya perekam. “Iya,” jawab si ibu.