ABNnews — 12 aktivis diculik di perairan internasional oleh tentara Israel dari atas Kapal Madleen, yang dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC). Mereka adalah;
Greta Thunberg (Swedia)
Yasemin Acar (Jerman)
Rima Hassan (Prancis/Palestina)
Baptiste Andre (Prancis)
Omar Faiad (Prancis)
Pascal Maurieras (Prancis)
Yanis mhamdi (Prancis)
Reva Viard (Prancis)
Thiago Avila (Brasil)
Suayb Ordu (Turki)
Sergio Toribio (Spanyol)
Marco van Rennes (Belanda)
Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese, yang saat kejadian tengah melakukan kontak telpon dengan kapten kapal Madleen, mengatakan, pada saat kapal dicegat, tidak ada yang terluka.
“Kapten meminta saya untuk merekam (percakapan),” kata Albanese, Senin 9 Juni 2025 dikutip dari Anadolu.
“Saya mendengar tentara Israel berbicara di latar belakang sebelum jalur terputus. Saya kehilangan kontak dengan kapten karena dia memberi tahu saya bahwa kapal lain sedang mendekat,” tambahnya.
Kapal Madleen dibajak dan 12 aktivis diculik ketika mereka tengah berupaya mengirimkan bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, susu formula bayi, dan perlengkapan medis ke Gaza, saat situasi pembatasan diberlakukan.
Aktivis Greta Thunberg memposting sebelum ia diculik. “Jika Anda melihat video ini, kami telah dicegat dan diculik di perairan internasional oleh pasukan pendudukan Israel, atau pasukan yang mendukung Israel,” katanya.
Kementerian Luar Negeri Israel memgalihkan Kapal Madleen ke pelabuhan Ashdod di Israel. Para penumpang akan dikembalikan ke negara asal mereka.
Kementerian tersebut merilis sebuah video yang memperlihatkan para aktivis mengenakan rompi pelampung dan menerima makanan dan air. Dalam sebuah pernyataan yang diunggah daring, kementerian tersebut menggambarkan kapal itu sebagai “kapal pesiar swafoto.” Bantuan yang dikirimkan akan ditransfer ke Gaza melalui prosedur yang ditetapkan.
Sementara Hamas, yang memerintah Gaza, menyebut penculikan tersebut sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional. Hamas mengatakan para aktivis itu adalah relawan sipil yang bertindak atas dasar motif kemanusiaan.
Hamas menuntut agar segera dibebaskan dan meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa serta organisasi internasional lainnya untuk campur tangan.