ABNnews – Suatu hari seorang sahabat bertamu ke rumah. Pria paruh baya ini curhat soal sifat istrinya yang suka mengeluh. Sang istri mengeluhkan masalah keuangan, padahal sahabat ku itu sudah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. “Istriku matre banget Pak Haji Ali,” ujarnya.
Tentu saja aku kaget dan menggelengkan kepala dengan sifat istrinya itu, sambil mengucapkan Astaghfirullah dan meminta sahabat itu bersabar.
Lalu bagaimana menghadapi dan memberi jawaban atau saran kepada sahabat tersebut? Saya pun menjelaskan bagaimana sikap Rasulullah SAW saat istri minta uang.
Diriwayatkan lewat beberapa hadits saat para istri Rasulullah SAW meminta uang tambahan belanja. Para istri Rasulullah SAW menganggap nafkah yang diberikan masih kurang.
Dikutip dari buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW oleh Fuad Abdurahman, suatu hari semua istri Rasulullah SAW berkumpul dan saling melontarkan keluhan. Mereka merasa tidak mendapatkan nafkah dan perhiasan yang layak. Dalam arti lain, mereka meminta nafkah lebih sebagai tambahan uang belanja.
Rasulullah SAW yang mendengar keluhan ini kemudian memberi dua pilihan yakni bersabar hidup apa adanya dengan beliau atau hidup mewah tetapi berpisah dari beliau
Sebagai seorang kepala rumah tangga yang mencintai para istrinya, Rasulullah SAW merasa gundah atas keluhan ini. Sampai beliau menampilkan wajah muram.
Tak lama setelah kejadian ini, dua sahabat Rasulullah SAW yakni Abu Bakar Ash Shiddiq dan Umar bin Khattab mendatangi rumah beliau dan mendapati wajah Rasulullah SAW yang muram. Kedua sahabat yang juga mertua Rasulullah SAW ini akhirnya mengerti bahwa kegundahan berakar dari para istrinya. Karena saat itu para istri Rasulullah SAW tengah berkumpul.
Abu Bakar dan Umar kemudian berusaha meredakan kegundahan beliau.
Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, seandainya aku mendapati putriku menuntut nafkah kepadamu, aku pasti akan mencekik lehernya,” ujar Abu Bakar yang tak lain adalah ayah dari Aisyah.
Umar pun mengucapkan kata-kata yang sama berkaitan dengan putrinya, Hafshah.
Setelah itu, dua sahabat Rasulullah SAW ini menemui putrinya masing-masing. Tanpa pikir panjang, mereka ini mencekik leher putrinya, ada riwayat yang menyebutkan memukul tengkuk, seraya menghardik,
“Kamu menuntut sesuatu yang tidak sepatutnya kepada Rasulullah SAW!”
Mendengar sang ayah marah, istri Rasulullah SAW ini lantas memberi jawaban, “Demi Allah, kami tidak akan menuntut sesuatu yang tidak dimiliki Rasululah SAW,” jawab Aisyah dan Hafshah.
Dari kejadian ini, Rasulullah SAW kemudian meninggalkan istri-istrinya selama satu bulan, ada yang menyebut 29 hari dan 30 hari. Pada saat ini pula Rasulullah SAW menerima wahyu Allah lewat surat Al-Ahzab ayat 28-29:
Surat Al-Ahzab Ayat 28
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: “Jika kamu sekalian menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik.
”Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasulnya-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar.”
Jabir bin Abdullah meriwayatkan, “Lalu, Nabi mendatangi ‘Aisyah.”
Disebutkan, bahwa Rasulullah SAW mengatakan kepada istrinya, Aisyah akan turunnya ayat ini. Beliau berpesan agar ia tidak tergesa-gesa dalam memberikan jawaban.
Aisyah kemudian berkata, “Apakah dalam memilih engkau aku harus meminta pendapat kepada kedua orang tuaku?” tanya Aisyah. Dan kemudian ia menjawab tegas, “Aku memilih Allah, Rasul-Nya dan negeri akhirat.”
Rasulullah SAW kemudian menyampaikan, “Tidaklah seorang pun dari mereka yang bertanya, melainkan aku akan memberikan jawabannya.”
Jabir menutup penuturannya sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim dengan menyampaikan sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Allah SWT tidak mengutusku sebagai seorang yang menyusahkan ataupun menjerumuskan orang lain pada kesusahan,” pungkas beliau, “Allah mengutusku sebagai pemberi pelajaran dan kemudahan.”
Tugas Suami Mencari Nafkah
Tugas utama seorang suami dalam kehidupan rumah tangga adalah mencari nafkah. Seorang suami bertanggung jawab memberikan nafkah kepada istri dan anaknya.
Namun, bagaimana jika seorang istri mengeluh terkait nafkah yang diberikan suami kepadanya. Dimana istri kadang merasa jika nafkah materi yang diberikan suami tidak cukup untuk menutupi kebutuhan rumah tangga mereka.
Berdosa
Mengutip dari kanal YouTube Khalid Basalamah Official, Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan tentang istri yang mengeluh masalah nafkah dari suami.
Menurutnya, istri berdosa jika sang suami sudah mengusahakan semampunya untuk memberikan nafkah untuknya dan keluarga tetapi ia masih mengeluhkan hal itu.
“Yang berdosa adalah istrinya. Kalau memang suaminya sudah memberikan sesuai kemampuan, tapi terus saja dia mengeluh, dan memang apa yang diberikan sudah cukup, istrinya yang berdosa. Dia gak boleh membebankan suaminya diatas kemampuan dia,” kata Ustadz Khalid Basalamah.
Kemudian masih dalam video yang sama, Khalid Basalamah memebrikan nasihat untuk para suami. “Tetapi di saat Anda memberika itu (nafkah), dan memang belum cukup, sementara Anda masih mampu memberikan, maka berikan,” sambungnya.
Ini nasihat Rasulullah kepada istri yang tak bersyukur dan tidak ridha atas pemberian suami. Pemicunya karena sering melihat atau berharap memiliki harta seperti orang lain yang secara ekonomi lebih mapan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu.” (HR. Muslim, no. 2963).
Ingat pula, banyak wanita yang terjerumus masuk neraka karena kurang bersyukur pada pemberian suami. Hal itu disebutkan dalam hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, Rasulullah SAW bersabda.
“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.”
Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.”
Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian sepanjang waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu.” (HR. Bukhari, no. 5197 dan Muslim, no. 907). Wallohu a’lambishshawab/H Ali Akbar Soleman Batubara/berbagai sumber.