ABNnews — Kasus perampokan yang menewaskan Petri Sihombing (35) di Perumahan Puri Anggrek, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten, berhasil diungkap polisi. Kasus tersebut merupakan rekayasa.
Petri ternyata dibunuh oleh suaminya sendiri, yakni Wadison Pasaribu (37). Wadison membunuh istrinya lantaran kepergok berselingkuh. Rekayasa perampokan pun dikemas.
Pada Minggu (01/06) sekira pukul 03.00 dini hari, Wadison melaksanakan rencana jahatnya. Subuh itu, warga perumahan Puri Anggrek digegerkan oleh teriakan anak Petri dan Wadison, yang menangis sambil berteriak minta tolong.
Warga pun langsung berdatangan ke rumah korban. Warga menemukan Petri tewas, sementara Wadison ditemukan terikat dalam karung dengan kondisi luka lebam di kepala.
Untuk memperkuat rekayasanya, ia diduga sengaja menghilangkan perhiasan milik istrinya. Dalam pengakuannya kepada polisi, Wadison mengaku ada barang yang hilang setelah perampokan terjadi.
Polisi pun terkecoh. Dari penyelidikan awal, Wadison mengakui peristiwa itu adalah perampokan. Pada keterangan awalnya, aksi perampokan disebut-sebut dilakukan lebih dari satu orang.
Selain menemukan kedua korban, penyidik kepolisian juga menemukan adanya kerusakan dari engsel pintu belakang.
Rekayasa perampokan Wadison nyaris berhasil. Namun kecurigaan pihak keluarga membongkar segalanya.
Usai pemakaman Petri, keluarga korban berbincang di rumah dan menanyakan kronologi kejadian perampokan disertai pembunuhan. Awalnya, Wadison bercerita dengan lancar, seperti yang banyak diberitakan sejumlah media.
Namun ketika berbincang dengan keluarga lainnya, cerita Wadison kerap berubah-ubah dan menyebabkan kecurigaan. Merasa janggal, keluarga besar kemudian membujuk Wadison untuk bercerita jujur.
“Di awal itu dia tetap pada keterangan seperti di media, lama-lama makin malam, makin subuh itu mulai oleng, mulai pelintat pelintut. Nah, saya sebagai pengacara punya insting curiga juga ke dia,” ungkap Lambastony Pasaribu, perwakilan keluarga pelaku, Rabu, (04/06).
Wadison akhirnya bicara jujur, mengakui perbuatannya. “Dibujuk secara halus (untuk ngaku). Karena dia enggak konsisten lagi dengan pernyataan. Dan akhirnya mengaku terus minta dijemput sama polisi,” kata Kapolresta Serang Kota, Kombes Pol Yudha Satria, Rabu, (04/06).
Wadison pun pasrah saat dijemput polisi di rumah duka pada Selasa (03/06) malam. “Sudah diamankan. Tapi kita belum berani rilis, nanti kita akan konpres. Sudah benar (pelaku diamankan), tadi malam ditangkap, nanti dulu, ya, biar lengkap ceritanya,” kata Yudha.
Dari informasi yang dihimpun, pembunuhan diawali oleh kemarahan pelaku setelah istrinya, Petri Sihombing memergoki percakapan mesra di ponsel Wadison dengan seorang wanita.
Istri yang cemburu lantas menanyakan isi percakapan tersebut. Namun, Wadison emosi kemudian mencekik leher istrinya dengan seutas tali hingga meregang nyawa.
Wadison panik mengetahui istrinya meninggal dunia. Ia kemudian merancang skenario telah terjadi perampokan di dalam rumahnya, dia dan istrinya dibuat seolah-olah menjadi korban. Kemudian perhiasan emas milik istrinya dia buang ke toilet untuk memperkuat skenario perampokan disertai pembunuhan.
Bahkan saat melihat jenazah istrinya di rumah duka hingga ke pemakaman, Wadison disebut menangis seolah bukan pelaku pembunuhan.
“Biar tidak ketahuan, pelaku ini menyusun skenario seolah-olah dirampok dan melukai badannya sendiri, dibenturkan benda tumpul ke kepalanya biar dikira dipukul orang lain. Pelaku juga mengambil anting emas korban dan dibuang ke toilet untuk alibi perampasan perhiasan korban,” terang Kapolres.
Kini Wadison sudah berada di Polresta Serang Kota untuk pemeriksaan lebih lanjut dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.