ABNnews – Isu polusi air yang semakin memburuk akibat urbanisasi dan perubahan iklim menjadi perhatian global, termasuk di dunia akademik Indonesia. Dalam upaya mendorong solusi berkelanjutan, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Trisakti memperkenalkan inovasi sistem lahan basah terapung berbasis energi surya dalam penyuluhan internasional di Igawa Shimin Center, Moji Ward, Kitakyushu.
Dipimpin oleh Dr. Melati Ferianita Fachrul, MS, dari Program Studi Teknik Lingkungan, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Universitas Trisakti dan Kitakyushu University. Tujuannya: mempromosikan nature-based solutions sebagai alternatif penanganan krisis lingkungan perkotaan.
Sistem lahan basah terapung yang dikenalkan menggabungkan pemanfaatan tanaman air dengan panel surya, menciptakan mekanisme penyaringan alami terhadap polutan di badan air. Teknologi ini dirancang hemat energi, adaptif untuk lahan sempit, serta mudah direplikasi oleh berbagai kalangan—dari komunitas lokal, sekolah, hingga pemerintah kota.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pembelajar, tetapi juga pembagi solusi. Inovasi ini lahir dari hasil riset dan praktik lapangan di Indonesia yang kami yakini relevan secara global,” ujar Dr. Melati dalam sesi diskusi.
Antusiasme masyarakat Kitakyushu pun tinggi. Selain pemaparan materi, tim Universitas Trisakti juga mengadakan diskusi interaktif dan kunjungan lapangan agar peserta dapat memahami secara langsung cara kerja dan dampak teknologi tersebut.
Lebih dari sekadar penyuluhan, kegiatan ini menjadi momen penting memperkuat diplomasi akademik lintas negara. Dengan dukungan Kitakyushu University, kolaborasi ini diharapkan membuka jalan bagi pertukaran pengetahuan dan penerapan solusi lingkungan yang lebih luas.
“Inisiatif ini menegaskan peran perguruan tinggi sebagai motor perubahan. Universitas bukan hanya pusat ilmu, tapi juga agen transformasi menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” tutup Dr. Melati.