ABNnews – Ratusan peserta memadati Gedung Oertayo Sespim Lemdiklat Polri untuk mengikuti Seminar dan Leader Expo Sespimma Lemdiklat Polri Angkatan ke-73 yang mengusung tema “Polisi dan Masyarakat”. Kegiatan ini juga diikuti secara daring oleh 1.799 siswa SIP Angkatan 54 Gelombang 1 serta perwakilan SPN, Satdik, dan siswa Dikbangspes dari seluruh Indonesia.
Acara dibuka secara resmi oleh Kalemdiklat Polri, Komjen Pol. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, yang sekaligus tampil sebagai keynote speaker. Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya paradigma baru dalam pemolisian yang menempatkan masyarakat sebagai mitra strategis dalam menciptakan keamanan.
“Menjadi polisi bukan sekadar profesi, tapi panggilan pengabdian. Keutamaan polisi terletak pada kemanusiaan dalam tugasnya—sebagai pelindung yang lemah dan penjaga moral publik,” ujarnya.
Polisi Sebagai Penjaga Keutuhan Sosial
Komjen Chryshnanda menegaskan bahwa Polri bukan hanya alat negara, tetapi juga penjaga keadaban sosial. Polisi yang utama, katanya, bukan yang paling berkuasa, melainkan yang paling beradab, berpihak pada kebenaran, dan tulus dalam melayani masyarakat.
“Polri harus menjadi perekat sosial di tengah masyarakat yang plural. Kita membutuhkan pemimpin yang profesional, cerdas, bermoral, dan modern,” tegasnya.
Ia merinci empat karakteristik utama yang harus dimiliki oleh pemimpin Polri masa depan:
– Profesional – Menguasai kompetensi teknis dan memiliki integritas tinggi.
– Cerdas – Mampu membaca kompleksitas tantangan keamanan masa kini.
– Bermoral – Menegakkan etika dan menjunjung tinggi nilai-nilai universal.
– Modern – Adaptif terhadap perkembangan teknologi dan perubahan sosial.
Kalemdiklat Polri juga memperkenalkan kerangka empat pilar pemolisian modern, yaitu:
– Humanis: Menjunjung martabat manusia dalam setiap tindakan.
– Profesional: Berbasis hukum, etika, dan pengetahuan.
– Transparan: Membuka ruang dialog dan akuntabilitas publik.
– Adaptif: Responsif terhadap dinamika sosial dan digitalisasi.
“Paradigma ini menempatkan masyarakat sebagai subjek, bukan objek. Polisi harus hadir sejak awal untuk mencegah konflik dan memperkuat kohesi sosial,” tambahnya.
Seminar ini menghadirkan tokoh-tokoh nasional sebagai narasumber, antara lain: Prof. Hermawan Sulistyo – Peneliti LIPI, Prof. Dr. Nurhasan Ismail – Guru Besar Tetap, Dr. Inosentius Samsul – Kepala Badan Keahlian DPR RI, Moderator: Chacha Anisa, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Presiden
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Widyaiswara Utama Tk. I Sespim Lemdiklat Polri, Kasespimma Lemdiklat Polri, perwakilan mahasiswa, serta Serdik Sespimmen Angkatan 65.
Di akhir sambutannya, Komjen Chryshnanda mengajak seluruh peserta untuk menjadikan seminar ini sebagai ruang perjumpaan dan kolaborasi antara kepolisian dan masyarakat.
“Polisi bukan hanya penjaga keamanan, tapi juga penjaga harapan. Kita harus menjadi simbol keadilan dan ketenangan dalam masyarakat,” pungkasnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini dan berharap hasil-hasil seminar dapat menjadi kontribusi nyata bagi pengembangan institusi Polri ke depan.