ABNnews — Pesawat sipil pengangkut jemaah haji di Bandara Sanaa, Yaman, hancur porak-poranda diserang militer Israel. Serangan terhadap pesawat Yemenia Airways itu terjadi pada Rabu (28/05).
Direktur bandara, Khaled Al-Shaif kepada RIA Novosti, Rabu (28/05) mengatakan, pesawat yang rusak itu rencananya akan terbang menuju Arab Saudi dengan para jemaah dari Yaman.
“Pesawat itu sedang bersiap untuk penerbangan ke kota Jeddah di Arab Saudi untuk mengangkut para jemaah asal Yaman. Tidak ada tokoh politik atau pejabat di dalam pesawat,” kata dia.
Menurut Al-Shaif, tidak ada korban jiwa akibat serangan udara tersebut. Sementara itu, pesawat sipil Yemeni Airlines mengalami kerusakan material, ujarnya.
Berbicara pada konferensi pers, pemerintah di Sanaa mengecam keras penargetan bandara oleh pesawat tempur Israel. Mereka mencatat bahwa serangan itu terjadi ketika sekelompok jamaah sedang bersiap untuk berangkat.
Serangan tersebut digambarkan sebagai “pelanggaran berat dan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsipnya.”
Merespons peristiwa itu, Kelompok Ansarullah Houthi dari Yaman menyatakan akan meningkatkan serangan mereka terhadap Israel dengan menargetkan pesawat milik El Al dan maskapai penerbangan sipil Israel lainnya.
Sebagai pembalasan atas serangan tersebut, sumber-sumber Houthi mengatakan kepada Al-Akhbar bahwa “operasi yang akan datang akan berbeda dalam kuantitas dan substansi dari operasi sebelumnya” terhadap Israel, dan kelompok pemberontak akan “menambahkan pesawat sipil milik entitas Israel ke dalam daftar target.”
Dalam beberapa bulan terakhir, mereka telah menembak jatuh setidaknya tujuh drone MQ-9 Reaper AS. Awal bulan ini, juru bicara kelompok tersebut mengklaim kepada Newsweek bahwa mereka telah memperoleh “senjata baru” yang mampu memaksakan “blokade udara” terhadap Israel.