ABNnews – Dalam perspektif Islam, cuan atau uang penting dalam kehidupan, tetapi bukan segalanya. Lebih penting lagi adalah taqwa kepada Allah, amal saleh, dan kebaikan yang dilakukan.
Islam tidak melarang umatnya untuk menjadi kaya atau memiliki harta, tetapi juga menekankan pentingnya menggunakan harta untuk kebaikan.
Uang memang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, membantu sesama, dan beribadah. Namun, kebahagiaan dan keberkahan hidup lebih ditentukan oleh taqwa kepada Allah dan amal saleh, bukan hanya jumlah harta yang dimiliki.
Dengan demikian, kehidupan yang bahagia dan berkah akan dapat diraih, bukan hanya karena banyaknya harta, tetapi juga karena kedekatan dengan Allah dan kebaikan yang dilakukan.
Terkadang kita lupa menanggap waktu dalam hidup adalah cuan. Karena uang bisa membeli dan memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan. Selain itu, uang juga bisa digunakan untuk membantu orang lain yang membutuhkan dan berzakat.
Kebahagiaan sejati tidak hanya bisa didapatkan dari harta, tetapi juga dari kedekatan dengan Allah, amal saleh, dan kebaikan yang dilakukan. Uang bisa menjadi sarana untuk kebaikan, tetapi bukan tujuan utama kehidupan.
Dalam Islam, takwa kepada Allah dan amal saleh lebih penting daripada harta yang banyak. Orang yang taat kepada Allah akan mendapatkan rahmat dan keberkahan dalam hidupnya, meskipun tidak memiliki banyak harta.
Uang yang digunakan dengan bijaksana dan sesuai dengan ajaran Islam akan memberikan manfaat yang lebih besar. Juga harus digunakan untuk kebutuhan yang mendesak, membantu orang lain, dan beramal.
Islam mengajarkan, harta yang tidak digunakan dengan benar, misalnya dengan cara yang haram atau hanya untuk kepentingan diri sendiri, tidak akan memberikan keberkahan.
Ciri-ciri harta yang tidak berkah adalah jika pemiliknya terlalu cinta kepada hartanya, sehingga membuatnya merasa waswas dan takut kehilangan harta tersebut, atau jika harta tersebut tidak dimanfaatkan di jalan Allah.
Hadis
Ada banyak hadis yang mendorong umat Islam untuk bekerja keras dan mencari rezeki yang halal. Contohnya, hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang menyatakan bahwa “Tidak ada harta yang lebih baik dari harta yang diperoleh dengan kerja keras yang halal.”
Ada hadis yang mengingatkan tentang bahaya keserakahan harta dan pentingnya bersyukur. Contohnya, hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang menyatakan bahwa “Kesejahteraan hidup itu adalah ketika seseorang merasa cukup dengan apa yang dimilikinya, meskipun sedikit.”
Islam juga menekankan pentingnya infaq (sedekah) dan zakat. Hadis-hadis ini mengingatkan bahwa harta yang dikumpulkan harus digunakan untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Contohnya, hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang menyatakan bahwa “Siapa yang menimbun hartanya, maka Allah akan menahannya darinya.”
Islam mendorong umatnya untuk mencari rezeki dan meningkatkan kesejahteraan hidup, tetapi juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup. Hadis-hadis ini menekankan bahwa harta duniawi bukanlah segalanya dan bahwa kebahagiaan sejati terletak pada hubungan dengan Allah dan amal ibadah.
Secara keseluruhan, hadis-hadis ini mengajarkan bahwa Islam tidak melarang umatnya untuk menjadi kaya atau memiliki harta, tetapi juga menekankan pentingnya menggunakan harta untuk kebaikan, menghindari keserakahan, dan menjaga keseimbangan dalam hidup.
Islam tidak melarang umatnya untuk menjadi kaya atau memiliki harta, tetapi juga menekankan pentingnya menggunakan harta untuk kebaikan.
Terpenting adalah jangan sampai kita menjadi budak cuan. Utamanya adalah taqwa kepada Allah, amal saleh, dan kebaikan yang kita dilakukan.
Mengutip sebuah ungkapan. “Apabila didewakan, uang akan menganggu seperti setan.” Wallohu a’lambishshawab/H Ali Akbar Soleman Batubara/dari berbagai sumber