banner 728x250

Belajar dari Negara Lain, Indonesia Blokir archive.org: Apa Alasannya?

Archive.org Foto: Vocal

ABNnews – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menegaskan bahwa keputusan untuk memblokir sementara akses ke situs Internet Archive (archive.org) di Indonesia merupakan langkah terukur yang bertujuan melindungi masyarakat dari paparan konten berbahaya.

Keputusan ini diambil setelah ditemukan sejumlah materi di situs tersebut yang melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), termasuk konten pornografi dan perjudian online.

Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, Alexander Sabar, menyatakan bahwa pemblokiran ini bukan tindakan sepihak atau mendadak.

“Kami sudah mengirimkan beberapa surat resmi kepada pihak Internet Archive, namun tidak mendapat respons yang memadai. Karena itu, kami harus bertindak cepat demi menjaga ruang digital yang sehat dan aman,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (29/5).

Langkah Bertahap dan Sesuai Prosedur

Alexander menegaskan bahwa sebelum mengambil langkah pemblokiran, Kemkomdigi telah menempuh proses yang panjang, termasuk analisis konten, komunikasi resmi, hingga pemberian waktu bagi platform untuk melakukan penyesuaian.

“Kami tidak serta-merta menekan tombol blokir. Selalu ada proses evaluasi dan kesempatan dialog,” katanya.

Ia menambahkan, sebagai platform global, Internet Archive memiliki tanggung jawab untuk mematuhi regulasi di setiap negara tempat layanannya tersedia.

“Kami menghormati peran Internet Archive sebagai arsip digital dunia, namun nilai itu tidak bisa dijadikan alasan untuk membiarkan konten ilegal tetap tersedia di Indonesia.”

Fokus pada Perlindungan Masyarakat

Kemkomdigi menyebut temuan konten pornografi dan perjudian online sebagai pelanggaran serius yang berdampak negatif, terutama terhadap generasi muda. Oleh karena itu, langkah pemblokiran diambil sebagai bentuk perlindungan terhadap publik.

“Ruang digital kita tidak boleh menjadi lahan subur bagi konten merusak. Kami diberi mandat untuk menjaga ketertiban dan keamanan digital, dan kami akan menjalankannya dengan tegas,” ujar Alexander.

Selain konten yang melanggar UU ITE, Kemkomdigi juga menemukan sejumlah materi di Internet Archive yang berpotensi melanggar hukum hak cipta. “Beberapa buku, film, musik, dan perangkat lunak yang diarsipkan masih memiliki perlindungan hukum kekayaan intelektual,” jelasnya.

Pemblokiran Bersifat Sementara dan Terbuka untuk Dialog

Alexander menekankan bahwa pemblokiran ini hanya bersifat sementara. Akses terhadap situs tersebut dapat dibuka kembali setelah pihak Internet Archive menunjukkan komitmen untuk menindaklanjuti pelanggaran yang ditemukan dan memperkuat sistem moderasinya.

“Langkah ini juga bertujuan memicu kembali komunikasi yang sebelumnya tidak berjalan. Pengalaman menunjukkan bahwa sejumlah platform baru merespons serius setelah pemerintah mengambil tindakan tegas,” katanya, merujuk pada kasus serupa dengan YouTube, Google, dan TikTok.

Bukan Kasus Unik secara Global

Menurut Alexander, pembatasan terhadap Internet Archive juga pernah dilakukan oleh negara-negara lain seperti Tiongkok, Rusia, India, dan Turki karena alasan serupa. “Ini bukan hal baru dalam diplomasi digital. Negara-negara tersebut tidak membenci platform tersebut, mereka hanya menuntut kepatuhan terhadap hukum lokal.”

Kemkomdigi, lanjut Alexander, tetap membuka pintu dialog dengan semua platform global selama ada komitmen untuk menghormati kedaulatan digital Indonesia.

“Kami ingin Internet Archive tetap bisa diakses masyarakat Indonesia, namun harus hadir dengan etika, kepatuhan, dan tanggung jawab. Yang kami lindungi bukan sekadar sistem, tetapi manusia—anak-anak kita, keluarga kita, dan masa depan bangsa,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *