ABNnews — Sudarso (59), penggarap lahan di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di Talang Lobang, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), ditemukan tewas pada Selasa (27/05) pukul 09.00 WIB. Sudarso diduga tewas akibat dimangsa harimau saat sedang berkebun.
Terkait kasus ini, Balai Besar TNBBS menyebut aktivitas perambahan liar di kawasan konservasi menjadi penyebab utama meningkatnya konflik antara manusia dan satwa liar, khususnya Harimau Sumatera.
“Setiap pembukaan lahan ilegal mempersempit ruang hidup satwa liar dan meningkatkan risiko interaksi yang berbahaya. Ini bukan lagi sekadar pelanggaran hukum, tapi juga ancaman nyata bagi keselamatan manusia,” kata Kepala Balai Besar TNBBS, Hifzon Zawahiri dalam keterangannya, Rabu (28/05).
Menurutnya, sejak Februari 2024 hingga Januari 2025, tercatat lima kasus konflik harimau dan manusia di Kabupaten Lampung Barat, dengan korban empat orang meninggal dunia dan satu terluka.
Ia mengatakan, terjadinya peristiwa konflik harimau dan manusia yang menimpa Sudarso menambah daftar panjang kasus manusia dimangsa harimau sumatera di Lampung Barat.
Perambah ilegal asal Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah itu ditemukan tewas di dekat gubuk miliknya yang berada di zona rehabilitasi kawasan konservasi. Kematian korban diduga menjadi sasaran serangan harimau sumatera yang habitatnya terusik akibat pembukaan lahan ilegal.
“Jasad korban ditemukan warga dalam kondisi mengenaskan di semak-semak sekitar 50 meter dari gubuk tempat tinggalnya di Pekon (Desa) Sukadamai, Kecamatan Air Hitam, Lampung Barat. Dari tubuh korban, hanya bagian kepala yang tersisa. Identitas Sudarso dikenali dari potongan pakaian yang ia kenakan,” ujarnya.
Atas peristiwa itu, Balai Besar TNBBS terus berupaya melakukan patroli kawasan, pemasangan camera trap untuk pemantauan satwa, serta meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar tentang bahaya dan dampak dari aktivitas perambahan.
“Warga sekitar juga menyuarakan keresahan atas kejadian ini dan meminta agar pengawasan di kawasan TNBBS diperketat. Mereka menilai pembiaran terhadap perambahan hanya akan memperbesar potensi konflik di masa depan,” ucapnya.