ABNnews – Aksi heroik Kepala Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Heri Suryana yang akrab disapa Jaro Midun menjadi sorotan publik setelah tindakannya membantu warga kurang mampu viral di media sosial.
Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat malam (23/5/2025), saat seorang warga datang ke rumah Jaro meminta bantuan. Orang tua warga tersebut mendadak sakit dan butuh penanganan medis segera.
“Pasien datang sekitar pukul 20.00 dalam kondisi sesak napas. Kami beri oksigen terlebih dahulu di rumah,” ujar Jaro dikutip Kompas.com, Selasa (27/5/25).
Jaro Midun segera membawa pasien ke RSUD Palabuhanratu. Namun, setibanya di rumah sakit, diketahui bahwa pasien tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan juga tidak membawa uang.
Setelah mendapatkan perawatan, pihak rumah sakit menyatakan pasien boleh pulang pada Sabtu siang. Namun, biaya pengobatan sebesar Rp 1.870.000 menjadi kendala.
“Karena hanya ada uang Rp 500.000, saya jaminkan STNK mobil pribadi sebagai jaminan agar pasien bisa pulang. Sisanya, Rp 1.370.000, saya berjanji akan lunasi,” jelas Jaro.
Selain menyerahkan STNK, rumah sakit juga mencatat nomor kontak Jaro sebagai bentuk jaminan. Namun, pihak RSUD kemudian memberikan kelonggaran dan memperbolehkan STNK tersebut diambil kembali tanpa harus menunggu pelunasan.
“Pihak rumah sakit memahami situasi dan mempersilakan STNK diambil kembali karena dianggap dokumen penting,” tambahnya.
Jaro berharap agar Pemerintah Kabupaten Sukabumi kembali mengaktifkan program KIS berbasis APBD seperti sebelumnya. Menurutnya, hal ini sangat membantu warga kurang mampu dalam mendapatkan layanan kesehatan tanpa hambatan administratif.
“Saya ingin program KIS dari APBD dihidupkan lagi. Warga yang sakit sering mengandalkan kepala desa untuk mengurus semuanya,” ujar Jaro.
Aksi mulia Jaro Midun mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Melalui akun media sosialnya, Dedi menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas bentuk kepemimpinan humanis yang ditunjukkan oleh Jaro.
“Terima kasih kepada Kepala Desa Jaro Midun yang bergerak cepat menyelamatkan warganya,” kata Dedi, Selasa (27/5/2025).
Dedi juga menyatakan telah melunasi sisa biaya pengobatan sebesar Rp 1.200.000 dengan dana pribadi, serta menambahkan bantuan untuk kebutuhan keluarga pasien.
“Saya lebihkan dana bantuannya agar bisa digunakan untuk kebutuhan makan keluarga pasien. Hal seperti ini tidak seharusnya jadi beban besar,” ungkapnya.
Gubernur juga menyoroti lemahnya koordinasi antara pemerintah desa dan kabupaten dalam penanganan kasus-kasus darurat.
“Sebenarnya kepala desa bisa berkoordinasi langsung dengan dinas teknis kabupaten. Saya tidak tahu mengapa ini menjadi isu besar di Sukabumi,” jelas Dedi.
Ia menegaskan akan memanggil pihak RSUD Palabuhanratu untuk mengevaluasi sistem pelayanan kepada masyarakat tidak mampu.
“Mari kita bangun komunikasi yang baik antarlembaga agar pelayanan kepada masyarakat dapat maksimal,” tutupnya.