ABNnews – PT Pertamina (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung transisi energi nasional. Salah satu wujud nyatanya adalah sinergi antara PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan PT Pertamina New & Renewable Energy (NRE), yang berhasil membangun dan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap terbesar di lingkungan Pertamina Group.
PLTS atap berkapasitas 2,5 megawatt peak (MWp) tersebut mulai beroperasi di area Workshop dan Gedung New HSSE KPI Kilang Balikpapan pada 19 Mei. Pemasangan panel surya dilakukan di tiga lokasi utama: warehouse (1.635 kWp), workshop (744 kWp), dan Gedung New HSSE (138 kWp), dengan total kapasitas 2,5 MWp. Instalasi ini mampu menurunkan emisi hingga 3.798 ton CO₂e per tahun.
Direktur Operasi KPI, Didik Bahagia, menyampaikan bahwa proyek ini mencerminkan kekuatan sinergi antar entitas Pertamina. “Kita harus terus memperkuat kolaborasi karena dari situlah kontribusi nyata dan manfaat bersama akan terus berkembang,” ungkap Didik.
Ia juga menekankan pentingnya efisiensi energi dalam operasional kilang, mengingat biaya energi menjadi komponen kedua terbesar dalam struktur biaya operasional—yakni sekitar 4 hingga 5 persen. PLTS ini diharapkan mampu mengurangi emisi sekaligus menekan beban biaya energi.
Sementara itu, Direktur Proyek & Operasi Pertamina NRE, Norman Ginting, menyatakan bahwa kolaborasi dengan KPI telah menghasilkan PLTS di hampir semua kilang yang dikelola KPI. Total kapasitas PLTS yang telah dioperasikan Pertamina NRE di seluruh kilang kini mencapai 12,37 MWp, termasuk di Kilang Dumai, Plaju, Cilacap, dan Balongan.
PLTS di Kilang Balikpapan ini juga mengadopsi teknologi terbaru berbasis kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT), sehingga memungkinkan pengawasan dan pengendalian operasional secara jarak jauh (remote monitoring and control).
Norman juga menambahkan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari strategi pertumbuhan ganda Pertamina—mengoptimalkan bisnis migas melalui KPI dan menurunkan emisi lewat energi hijau bersama NRE. Salah satu bentuk kolaborasi lainnya adalah pemanfaatan flare gas menjadi listrik (flare gas to power), yang turut mendorong efisiensi dan pengurangan emisi menuju target Net Zero Emission (NZE).
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa pemanfaatan energi hijau seperti solar panel merupakan bagian dari strategi bisnis jangka panjang Pertamina. Langkah ini tak hanya membantu dekarbonisasi kegiatan operasional (Scope 1), tapi juga memberi dampak positif bagi lingkungan dan mendukung target NZE Indonesia pada 2060.
Pertamina menegaskan posisinya sebagai pelopor transisi energi nasional dengan terus mengembangkan program yang selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) serta prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnisnya.