ABNnews – Reformasi, sebuah diksi indah yang terus mengalun dalam 27 tahun terakhir kehidupan berbangsa dan bernegara. Menata ulang, membuang yang kotor dan memajukan yang baik, idealnya. Menata ulang bukanlah hal yang mudah, karena kerapkali ada salah penempatan, mungkin saja terselip sampah, bahkan juga bisa ternyata letak-letak tak bersesuaian dan saling menghambat.
Reformasi, hendak mewujudkan Indonesia yang adil makmur dan setara, untuk semua. Reformasi, menginginkan proses pembangunan berpihak pada rakyat dan seluruh potensi kekuatan negara bekerja keras melawan agresi neoliberalisme imperialisme yang menindas dan menghisap, senantiasa semangat memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dan perdamaian dunia yang tak boleh kalah oleh hegemoni kekuatan-kekuatan tak beradab tak bermoral.
27 tahun reformasi telah mengajarkan kita makna kesetiaan pada cita-cita, juga meneguhkan sikap gotongroyong, solidaritas dan musyawarah mufakat dalam berbagai aspek kehidupan sosial. Berbagai problematika kebangsaan kerakyatan pasti akan selalu ada, dan bangsa yang besar pasti akan mampu melaluinya bersama-sama, agar mampu melompat menuju bangsa yang hebat.
Panduan kita jelas, cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, amanat Reformasi 1998 serta panji-panji Merah Putih, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila. Arah kita jelas, Indonesia maju, adil dan makmur, untuk semua. Karena harus maju, adil dan makmur agar perjuangan para pahlawan pendiri bangsa akan mendapatkan makna yang sehormat-hormatnya.
Kini, kita telah berjalan dalam Pemerintahan Prabowo-Gibran, yang berulangkali menegaskan akan menjadi pemimpin yang konsisten dalam tindakan, tak hanya pandai berkata-kata. Bukan karena untuk mewujudkan janji kampanye, tapi karena kekuasaan itu harus digunakan sebesarnya untuk kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyatnya.
Astacita, 17 Program Prioritas dan 8 Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang dijalankan Presiden Prabowo haruslah mendapat dukungan dari berbagai kekuatan progresif-demokratik-merakyat. Anak cucu kita harus mendapatkan pasokan gizi agar sehat dan cerdas, seluruh rakyat harus bisa berobat mudah dan layak agar angka harapan hidup terus meningkat, guru dan murid harus belajar dalam ekosistem pendidikan yang mencerdaskan, adaptif dengan kemajuan zaman dan tak boleh ada sekolah yang roboh karena korupsi, hasil alam kita jangan hanya menjadi santapan asing dan harus memberikan nilai lebih serta manfaat bagi peningkatan kapital negara guna akselerasi pembangunan.
Membangun tak semudah membalik telapak tangan. Tetapi, kita yakin bahwa Pemerintahan Prabowo-Gibran tak main-main. Terlihat jelas walau baru 7 bulan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah mampu melayani 3,5 juta anak sekolah, balita dan ibu hamil, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) baru 3 bulan mampu menjangkau hampir 6 juta orang, ribuan guru mendapatkan kenaikan tunjangan, ribuan sekolah sedang dan akan terus diperbaiki, digitalisasi pendidikan mulai berjalan, ribuan mahasiswa akan segera berkuliah di kampus-kampus top dunia, petani dijamin harga pembelian beras, gabah dll, juga saluran irigasi, jembatan dan sebagainya terus ditingkatkan. Serta masih banyak lagi hal baik yang sedang dan akan dilakukan Presiden Prabowo beserta seluruh jajaran.
Tentu saja pasti masih ada kekurangan di sana sini, tetapi kita harus membantu membereskan, karena tugas besar ini menyangkut nasib kita langsung, masa depan keluarga kita hingga ke pelosok pedesaan dan tempat-tempat terpencil. Ibarat lidi, bila sendiri kita akan lemah, tetapi dalam satu ikatan besar akan kuat kokoh menyapu berbagai kotoran yang ada di depan mata. Tak elok, bila kita hanya berkata, tapi tak ikut bantu bekerja.
Kita doakan Presiden Prabowo Subianto Djojohadikusumo dan Wapres Gibran Rakabuming Raka senantiasa sehat, bahagia dan diberkahi kebijaksanaan oleh Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa. 27 tahun reformasi semoga membuat kita semakin teguh dan bersatu, semakin optimis bahwa harapan itu akan segera menjadi nyata. Mari kita kawal Prabowo-Gibran, sepenuhnya setulusnya bersama Rakyat Indonesia!.
RICKY TAMBA
Jurubicara Jaringan ’98/ Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/ PCO)