banner 728x250

Wisuda Bukan Soal Miskin atau Kaya, Presiden KAI: Gubernur Dedi Mulyadi Stop Hina Rakyat Miskin

Presiden Kawulo Alit Indonesia (KAI), Ali Mahsun ATMO M Biomed. (Foto: istimewa)

ABNnews — Respons Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menjawab kritik seorang remaja asal Bekasi, bernama Aura Cinta terkait larangan acara wisuda di sekolah, viral di media sosial.

Alih-alih menyampaikan penjelasan secara bijak, Dedi justru menyemprot lawan bicaranya, “Kalau memang kondisi ekonomi keluarga tidak memungkinkan, jangan dipaksakan ikut perpisahan sekolah yang biayanya mahal. Orang miskin jangan sok kaya. Lebih baik fokus untuk membangun masa depan anak daripada menghamburkan uang untuk acara seremonial yang tidak terlalu penting,” kata Dedi.

Terkait perdebatan tersebut, Presiden Kawulo Alit Indonesia (KAI), Ali Mahsun ATMO M Biomed, menyoroti ucapan Dedi Mulyadi. “Apa yang dilakukan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sudah kelewat batas, merendahkan bahkan menghina rakyat miskin,” kata Ali Mahsun dalam keterangannya, Senin (28/04).

Ia mengatakan, persoalan wisuda itu bukan soal miskin atau kaya. “Silahkan hapus wisuda sekolah di Jawa Barat. Namun jangan merendahkan, mengolok-olok bahkan menghina rakyat miskin. Mereka punya hak, harga diri dan harkat martabat kemanusiaan yang dijamin dan dilindungi Pancasila dan UUD 1945,” tegasnya.

Ngunu yo ngunu tapi yo ojo ngunu atau jangan terlalu ke rakyat miskin. Kenapa? Tidak ada satu pun rakyat di Indonesia ini yang minta hidup miskin. Juga tidak ada rakyat miskin berperilaku sok kaya,” sambung Ali Mahsun.

Lebih jauh dokter ahli kekebalan tubuh lulusan FK Unibraw Malang dan FKUI Jakarta ini meminta Dedi untuk tidak menyalahkan, apalagi menghina rakyat miskin. “Hentikan (stop) hina rakyat miskin karena kemiskinan itu tanggungjawab negara (pemerintah),” kata dia.

Ia pun mengingatkan Dedi bahwa persoalan di tingginya angka kemiskinan, pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol) di Jawa Barat, merupakan tanggung konstitusional pemerintah untuk mengatasinya.

“Bukan malah sebaliknya, rakyat disalahkan dan dijadikan kambing hitam. Apa yang dilakukan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sudah kelewat batas, merendahkan bahkan menghina rakyat miskin,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *