banner 728x250

Kalemdiklat: Akpol Mentransformasi Pemimpin Polri Masa Depan yang Profesional, Cerdas, Bermoral, dan Modern

Kalemdiklat Polri Komjen Pol. Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si. (Foto dok Humas Lemdiklat Polri)

ABNnews – Akademi Kepolisian (Akpol) terus bertransformasi sebagai lembaga pendidikan unggulan yang mentransformasi, mengkaji dan mengembangkan ilmu kepolisian berbasis moralitas dan literasi kepada para taruna Akpol sebagai calon-calon pemimpin Polri masa depan.

Dengan semangat Profesional, Cerdas, Bermoral, dan Modern (PCBM), Akpol membekali para tarunanya tak hanya dengan kemampuan teknis dan taktis, tetapi juga kedalaman moral dan literasi ilmu kepolisian dengan kesadaran, tanggung jawab dan disiplin.

Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri, Komjen Pol. Prof Dr Chryshnanda Dwilaksana menegaskan, inti dari pendidikan di Akpol adalah menyiapkan sosok polisi yang mampu menjadi penjaga kehidupan, pembangun peradaban, sekaligus pejuang kemanusiaan.

“Akpol bukan hanya tempat belajar, tetapi tempat menanamkan nilai-nilai luhur yang menjadi keutamaan polisi dalam pemolisiannya. Taruna Akpol harus menjadi pribadi yang berjiwa ksatria, pemimpin yang rendah hati dan merakyat, patuh hukum bukan karena takut, tapi karena sadar akan tanggung jawab moralnya terhadap masyarakat,” ujar Chryshnanda dalam keterangan tertulisnya Rabu (9/4/25).

Menurutnya, pemimpin Polri di masa depan harus memiliki moralitas dan literasi yang kuat sebagai polisi yang peka, peduli dan berbelarasa pada kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban. Hal tersebut menjadi fondasi penting agar setiap kebijakan yang diambil mencerminkan keadaban dan keberpihakan kepada kemanusiaan.

“Pemimpin itu bukan segalanya, tapi dari kebijakannyalah banyak hal besar bisa terjadi. Maka, moralitas dan keutamaan dalam kemanusiaan, keteraturan sosial, dan peradaban harus menjadi jiwa dari pendidikan kepolisian,” jelasnya.

Akpol juga mempersiapkan tarunanya untuk menghadapi tantangan era digital dengan pendekatan atau model smart policing yaiti mengharmonikan antara pemolisian konvensional, elektronik, dan forensik.

Pembelajaran berbasis teknologi ini bertujuan menyiapkan polisi siber maupun polisi forensik yang siap memberikan pelayanan publik yang cepat, tepat, transparan, dan akuntabel, informatif dan mudah diakses.

Dalam proses pendidikan, para taruna Akpol digembleng dengan pelatihan fisik, kecerdasan intelektual, serta kepekaan sosial. Mereka dilatih untuk mampu bertindak sigap dalam berbagai operasi, baik dalam situasi rutin maupun kontinjensi, tanpa meninggalkan aspek kemanusiaan.

“Kami mendidik taruna untuk tidak hanya cakap secara managerial, operasional maupun teknis, yang berhati nurani bagi semakin manusiawinya manusia. Polisi dalam pemolisiannya dituntut mampu secara proaktif menyelesaikan konflik secara beradab dan menjadi simbol dari hukum yang mencerdaskan,” kata Chryshnanda.

Sebagai institusi yang terus berbenah menuju kampus modern, Akpol kini mengusung model pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi dan mengacu riset-riset kepolisian mutakhir. Materi pendidikan mencakup isu-isu sosial, hukum, pemolisian, hingga teknik kepolisian yang aplikatif di lapangan yang siap menghadapi disrupsi.

Chryshnanda mengingatkan, waktu pendidikan di Akpol sangat singkat, namun punya arti penting dalam membentuk masa depan Polri.

“Manfaatkan setiap waktu di Akpol untuk membentuk jati diri. Jadilah pemimpin yang membawa perubahan, bukan hanya untuk institusi, tapi juga untuk masyarakat luas,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *