ABNnews — Aksi demo tolak UU TNI yang dilakukan ratusan massa aksi di depan gedung DPRD Kota Malang, Jawa Timur, berakhir ricuh pada Minggu (23/03) malam.
Awalnya massa aksi mulai memadati jalan depan Gedung DPRD Kota Malang dengan membawa poster dan banner bernada protes bertuliskan ‘Orback!’, ‘No UU TNI’, ‘Orda Paling Baru’ dam ‘Kembalikan militer ke barak’.
Aksi kemudian memanas setelah buka puasa. Sejumlah orang mulai membakar beberapa barang di depan gerbang DPRD, mulai ban bekas, seragam tentara.
Massa juga melempar petasan dan beberapa molotov ke teras Gedung DPRD. Api lantas langsung dipadamkan petugas pemadaman kebakaran yang sudah berjaga.
Belum ada keterangan dari pihak resmi siapa yang memulai pembakaran tersebut. Selain itu juga belum diketahui apakah massa yang melempari batu dan kembang api ini bagian dari massa aksi atau bukan.
Tak lama aparat kepolisian kemudian mengurai massa aksi. Polisi berupaya memukul mundur massa, salah satunya dengan menggunakan mobil water canon.
Selanjutnya, petugas Damkar pun memadamkan pos gedung DPRD Kota Malang yang terbakar hebat. Sekitar pukul 18.50 WIB situasi di lokasi berangsur aman dan kondusif.
Atas kejadian tersebut, sejumlah massa aksi pun diketahui mengalami luka. Tak hanya itu, sejumlah personel kepolisian maupun TNI juga mengalami luka hingga membutuhkan penanganan medis lebih lanjut.
Wakil Ketua DPRD Kota Malang, Rimzah, menyayangkan aksi demo yang berujung ricuh tersebut. Sebab pihaknya telah mengagendakan untuk bertemu dan mendengarkan aspirasi dari massa.
Dem”Kami itu 45 anggota dewan sudah mendapat arahan bahwasanya seluruh fraksi yang ada di DPRD kota Malang itu siap menerima audiensi, siap menerima aspirasi,” kata Rimzah.
Disinggung soal kerusakan, Rimzah mengaku pihaknya masih tengah melakukan pendataan. Hanya saja, ia memastikan tidak ada korban jiwa dari kericuhan aksi kali ini.