ABNnews — Video memperlihatkan anggota Komisi VI DPR RI, Herman Khaecapturrron terima amplop coklat saat rapat dengan Pertamina, Selasa (11/03), viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, Herman tampak menandatangani dokumen di dalam stopmap warna merah. Namun, yang jadi tanda tanya adalah tampak di bawah dokumen itu ada amplop berwana coklat.
Usai tanda tangan, Herman lantas mengambil amplop itu dan buru-buru menyimpannya ke dalam laci meja rapat. Amplop coklat yang disembunyikan itu pun memancing tanda tanya publik.
Bahkan tak sedikit netizen yang menduga-duga jika amplop coklat itu adalah bentuk gratifikasi atau suap. Menanggapi tudingan tersebut Herman pun buka suara.
Politikus Partai Demokrat itu membantah bahwa amplop coklat yang diterimanya merupakan bentuk gratifikasi. Herman mengatakan, amplop coklat itu merupakan berkas Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD).
Klarifikasi itu disampaikan Herman saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR dengan PT Perusahaan Gas Negara dan PT Pertamina Hulu Energi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (12/03).
Ia menegaskan bahwa SPDP itu seharusnya diambil minggu lalu. Tapi karena suatu alasan, baru bisa diterimanya saat rapat berlangsung. “Saya menandatangani di sini dan saya terima SPPD saya di meja sini gitu, dengan batik baju kuning,” kata Herman.
Menurut politikus Partai Demokrat ini, narasi yang ditampilkan di media sosial bahwa dirinya menerima amplop sogokan merupakan hal tidak berdasar. Herman menyebut sudah mencoba untuk mengklarifikasi hal itu di laman media sosial X dan TikTok.
“Jadi kalau kemudian muncul tiba-tiba di medsos dibuatkan seolah-olah terjadi rapat dengan sesuatu hal yang disebutkan oleh mereka itu, menurut saya itu adalah fitnah yang keji,” kata Herman.
Ia mengimbau pembuat video konten itu mendengar penyataan klarifikasinya ini. Lalu, diharapkan segera menghapus potongan video tersebut.
Lalu, Herman menegaskan, tidak segan melawan fitnah keji yang menyebutnya menerima sogokan amplop coklat. Apalagi, persoalan ini menyangkut kredibilitas Komisi VI DPR.
“Karena itu, saya siap melawan, karena tidak ada hal-hal yang seperti apa dituduhkan, itu adalah fitnah. Di bulan puasa ini fitnahnya berkali lipat, maka itu saya mendoakan semoga kembali ke jalan yang benar,” ujarnya.