banner 728x250
Opini  

Lemdiklat Polri Jadikan Calon Polisi Untuk Masa Depan

Karo Bindiklat Lemdiklat Polri Brigjen Pol. Dr. Susilo Teguh Raharjo (Foto dok Humas Polri)

ABNnews – Banyak Buku dicetak, berisi ajaran tapi tidak ada nilai moral, bahkan ada yang nerusak. Banyak ulasan didengarkan berisi ajaran, tetapi tidak ada nilai moral, banyak Film diproduksi tidak ada pesan moral, dengan alasan kebebasan, banyak lagu di ciptakan dan ditembangkan, jauh dari nilai moral, semua karena “kepentingan”.

Demikian juga dengan Berita. Mari kita sedikit bicara tentang berita. Akhir akhir ini banyak media (baik media mainstream maupun yang anti mainstream) memberitakan berbagai hal, dari masalah sosial, Budaya, Poltik, ekonomi dan hukum.

Hampir semua aspek di atas tidak sedikit orang orang di dalamnya pernah diberitakan sebagai pelaku, dari para pejabat/ pimpinannya / pemegang kewenangan atau kekuasaan (Politisi, pejabat pemerintah, aparat dan praktisi penegak hukum, bahkan personil yang ditokohkan dalam kehidupan sosial baik formal dan formal), pada berbagai tingkat melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Perbuatan mereka pada dasarnya durhaka pendidikan. Karena mereka adalah figur, mereka adalah guru, dimana sebagai figur harus memberi contoh yang baik, sebagai guru harus mengajarkan yang baik.

Bagaimana mungkin seorang yang menjadi Figur kemudian mengajarkan berbagai penyimpangan dengan perilakunya, dengan siasatnya, dengan dalih nya dengan ucapannya, yang ternyata untuk kepentingan diri sendiri, kelompoknya, atau komunitasnya.

Pemberitaan oleh berbagai media karena kasus diatas pada dasarnya menjadi bagian pengajaran yang tidak mendidik, dan hal tersebut pada orang orang tertentu malah justru menjadi ajaran yang di bilang dapat menyesatkan, namun anehnya banyak yang meniru, terbukti semakin banyaknya berita amoral (kasus yang pada pokoknya sama dilansir oleh berbagai media). bukankah ini bentuk suatu pengajaran negatif dan racun pendidikan.

Berbicara tentang pengajaran tentu mengandung bahan ajar ataupun ajaran yang akan di sampaikan kepada pihak lain. Terdapat hal yang sangat berbeda antara pengajaran dan pembelajaran, demikian juga dengan belajar.

Pengajaran terjadi tanpa ada interaksi aktif antara proses pengembangan dan patihan yang mencakup aspek pengetahuan (knowledge), Ketrampilan (Skill) dan kepribadian (character) melalui formula (per sekolahan), kegiatan pendidikan mencakup proses dan menghasilkan (production) dan transfer (distribution) ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan secara individu maupun organisasi belajar (learning organization) baik pemerintah ataupun swasta.

Belajar bisa tanpa guru, tapi belum tentu sebuah pendidikan, setiap orang bisa belajar dari apa saja, dari siapa saja, kapan saja dan dimana saja.

HIBURAN YANG MENYEDIHKAN

Perilaku, contoh, ucapan, yang dikemas dalam berita, cerita, histori, yang banyak di dapatkan dalam berbagai media mainstream maupun antimainstream, seolah olah merupakan hiburan atau menjadi hiburan pada pembacanya. tetapi hiburan yang menyedihkan, bagaikan humor yang menyebabkan orang menangis. sungguh KONTRADIKTIF.

Sadar atau tidak sadar kita kadang telah melakukan kedurhakaan dalam pendidikan, karena setiap orang adalah guru dan setiap tempat adalah sekolah dan setiap waktu adalah belajar (ki Hajar dewantara).

Pada Pendidikan tergantung masa depan bangsa

Kalimat ini mengisyaratkan bahwa selama proses pendidikan didalam dan diluar sekolah berjalan tanpa kedurhakaan, pada dasarnya menyiapkan generasi yang akan melanjutkan keberlangsungan kehidupan bangsa.

Generasi yang tidak mendapatkan pendidikan dengan baik, merupakan kontraproduktif dari pencapaian tujuan pendidikan. Pemilihan ajaran, memilih contoh perilaku, mereduksi kabar dan berita, kemampuan anailisis terhadap peristiwa adalah bagian dari bahan ajar. Meski tidak semua ajaran adalah pendidikan.

Menyikapi hal di atas Lemdiklat Polri sebagai lembaga pendidikan formal, yang menyiapkan generasi penerus bangsa dan kita yang berada di dalamnya perlu banyak memahami tentang apa, dan bagaimana pendidikan, agar kita tidak melakukan “toxic” pendidikan. pengembangan diri dan peningkatan kemampuan berlierasi terus dikembangkan baik secara mandiri maupun kegiatan resmi.

Jadikan Calon Polisi kita adalah polisi masa depan yang bisa memenuhi harapan. Jadikan mereka sebagai Penjaga kehidupan, pembangun peradaban, dan pejuang kemanusiaan.

Penulis

Karo Bindiklat Lemdiklat Polri
Brigjen Pol. Dr. Susilo Teguh Raharjo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *