banner 728x250

Efisiensi Anggaran Jangan Sampai Berdampak Terhadap Masyarakat

Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus. (Foto: istimewa)

ABNnews —  Komisi V DPR RI meminta pemerintah betul-betul mempertimbangkan dan memperhitungkan penghematan anggaran secara arif dan bijaksana agar tak berdampak terhadap kondisi masyarakat.

Jika efisiensi yang memiliki tujuan baik namun dilakukan dengan gegabah, maka bakal memiliki efek domino terhadap rakyat. Misalnya, kesejahteraan rakyat yang turun, banyaknya pengangguran, hingga tak tercapainya pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah.

“Kemudian, terhadap kesejahteraan, pengangguran, terhadap pertumbuhan ekonomi dan seterusnya, pemerintah kan menargetkan pertumbuhan ekonomi cukup tinggi,” kata Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus di Jakarta, Selasa (11/02).

Menurut dia, pelaksanaan APBN bukan hanya bicara untung dan rugi, karena APBN justru harus menjadi pemantik dan memberi kejut dalam pertumbuhan ekonomi.

Dia menilai bahwa akan ada banyak dampak dari dihentikannya sementara pembahasan anggaran untuk infrastruktur, seperti berhentinya kegiatan sektor konstruksi.

“Berarti ada sekian banyak orang tidak kerja, orang yang tidak kerja pasti menciptakan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi melambat, produktivitas jadi rendah, jadi efek kemana-mana,” tutur dia.

Namun, dia menegaskan bahwa Komisi V DPR RI yang membidangi sektor infrastruktur dan pembangunan itu dalam posisi taat asas atau mengikuti mekanisme bernegara, dengan mematuhi Instruksi Presiden (Inpres) terkait efisiensi anggaran yang dikeluarkan Presiden Prabowo Subianto.

“Karena efisiensi dengan anggaran kurang lebih Rp300 triliun masih ada di posisi pemerintah, karena tidak mungkin itu disimpan tidak dipakai. Hanya mungkin pemerintah saat ini sedang mencari posisi mana yang perlu diefisiensi mana yang tidak perlu diefisiensi,” ucap dia.

Menurutnya, pemerintah masih punya cukup waktu untuk merombak sektor-sektor yang anggarannya dipangkas, agar tidak mengganggu sektor-sektor penting yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

“Kita belum terlambat, kalau bicara waktu kita masih punya cukup waktu lah, ini baru Februari, kalau minggu depan dikirim ke kami, kami percaya paling lama 2 minggu selesai dibahas,” tutur dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *