banner 728x250

Ini Jawaban Bahlil Ketika Dicecar Anggota Komisi XII Soal Kebijakan dan Kelangkaan Elpiji 3 Kg

Bahlil Lahadalia saat rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI di Senayan, Jakarta. (Foto: detikfinance)

ABNnews — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan, kebijakan larangam penjualan liquefied petroleum gas atau elpiji 3 Kg di tingkat pengecer untuk mencegah permainan harga. Hal itu dikatakan Bahlil saat rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (03/02).

Bahlil menegaskan niat pemerintah hanya ingin melakukan penataan distribusi elpiji. Bahlil lantas bertanya balik ke parlemen apakah mereka setuju dengan penataan itu atau tidak.

“Bapak ibu anggota Dewan yang saya hormati, menyangkut dengan elpiji, kami sebenarnya bermaksud untuk bagaimana melakukan penataan saja, tidak ada maksud lain. Tapi kalau bapak ibu setuju untuk tidak kita lakukan penataan, ayo,” kata Bahlil.

“Nggak apa-apa, nggak apa-apa. Jadi kalau bapak ibu setuju untuk tidak usah melakukan penataan dengan pola yang seperti ini, nggak apa-apa kita nggak usah tata, kita jalan aja apa adanya. Kita setuju nggak? Kalau setuju, sepakati. Kalau nggak, nggak apa-apa saya akan sampaikan proposal,” sambung Bahlil.

Bahlil mengakui pola penyaluran elpiji 3 kg yang baru menjadi beban berat pemerintah dan butuh keberanian untuk membuat keputusan. Meski ada tantangan dan dinamika dalam pelaksanaannya, Bahlil menyebut hal itu demi melakukan perbaikan.

Ia lalu menegaskan elpiji 3 kg tidak langka dan stoknya tersedia untuk tiga bulan ke depan. Penataan ini, sebut Bahlil, tak lain untuk merapikan distribusi hingga di tingkat bawah.

“Bahwa mereka ini juga butuh lapangan pekerjaan, setuju saya.Saya pernah jadi pengusaha UMKM kok. Pernah jual kue saya. Saya nggak pengin juga mereka itu susah. Tapi saya juga tidak ingin mereka di apa ya, kira-kira ada unsur-unsur lain lah. Akibat, mungkin juga mohon maaf, mereka tidak teliti. Bapak Ibu kan sudah tahu bahwa terjadi oplosan banyak-banyak,” ujar Bahlil.

Dengan penataan lebih baik maka subsidi yang digelontorkan pemerintah sebesar Rp87 triliun untuk elpiji 3 kg diharapkan lebih tepat sasaran. “Ini kalau kita biarkan (tidak ditata) uang Rp 87 triliun ini nyampe nggak? Itu aja kalau saya,” kata Bahlil.

Jawaban tersebut dilontarkan Bahlil sebagai respons atas pertanyaan anggota Komisi XII DPR RI.

Anggota dari Fraksi PKS, Muh Haris mengaku mendapat banyak aduan masyarakat soal hal tersebut. Menurutnya terjadi perubahan cepat yang menyulitkan masyarakat memperoleh elpiji 3 kg di pengecer.

“Perubahannya masa secepat itu sehingga berdampak kita sulit cari ke pengecer, tidak ada barangnya dan lain sebagainya. Prinsipnya setuju ke arah yang lebih baik tapi barangkali perlu dibuat tahapan-tahapan yang lebih smooth sehingga tidak ada dampak sosial, dampak psikologis bagi masyarakat,” ujarnya.

Senada, Anggota Komisi XII DPR RI Fraksi PKB, Ratna Juwita Sari mengaku dapat banyak laporan dari pelaku UMKM di Jabodetabek terkait masalah elpiji 3 kg. Ia berharap kelangkaan yang saat ini terjadi bisa segera diselesaikan.

“Kelangkaan elpiji 3 kg yang hari ini terjadi meskipun di Jabodetabek tapi inikan wajah Indonesia sehingga kami harap perasaan ini diselesaikan secepat-cepatnya dan tidak diikuti daerah lain. Kalau ini tidak diatasi maka akan menimbulkan panic buying yang lebih sulit diatasi,” kata Ratna.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *