ABNnews – Aksi ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tergabung dalam anggota Paguyuban Pegawai Ditjen Dikti, menggelar aksi unjuk rasa Senin Hitam di Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) pada Senin (20/01).
Unjuk rasa Paguyuban Pegawai Ditjen Dikti itu menuntut keadilan atas pemecatan salah satu pegawai, Neni Herlina. Pemecatan itu disinyalir dilakukan tanpa prosedur dan alasan yang jelas. Sebelum dipecat, diketahui Neni menduduki posisi Prahum Ahli Muda & Pj. Rumah Tangga.
Seiring aksi demo tersebut, beredar rekaman suara berisi percakapan diduga Menteri Satryo dengan anak buahnya. Rekaman suara tersebut viral dan tersebar di media sosial X pada Senin siang.
Rekaman suara berisi percakapan dua orang yang tak jelas sosoknya, diduga Menteri Satryo dan seorang pegawainya. Isi rekaman pun tentang permasalahan matinya saluran air di suatu rumah, kemungkinan di rumah dinas Menteri Satryo.
Terdengar seseorang memaki-maki satu lainnya yang beberapa kali merintih memohon maaf. Namun, ada beberapa bagian percakapan yang tidak jelas pengucapannya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro menegaskan rekaman yang beredar di media sosial bukan suaranya.
“(Rekaman suara) Bukan (dirinya). Saya tidak pernah bersikap seperti itu. Itu memang diedit dan dimanipulasi seakan-akan itu adalah suara saya,” ujarnya dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (21/1/2025).
Satryo juga menyebut bahwa adanya rekaman suara tersebut untuk menjatuhkan nama baiknya. Dia pun meminta kepada para ahli IT untuk meneliti rekaman suara itu dan melacak sosok yang membuatnya.
“Akan saya minta tolong ke teman-teman dan pasti maksudnya untuk menjatuhkan saya. Maka saya minta teman-teman yang ahli dalam bidang tersebut untuk melacak dan melihat, kalau perlu mencari pelakunya siapa,” tegasnya.
Satryo mengatakan rekaman suara tersebut sudah dibuat cukup lama oleh pihak tertentu sebelum aksi demo yang digelar di Kantor Kemendiktisaintek pada Senin (20/1/2025) kemarin. Dia kembali menegaskan hal tersebut sebagai upaya untuk mencemarkan nama baiknya.
“Ada sesuatu yang dibuat oleh mereka, dikaitkan dengan demo padahal demonya tidak seperti itu. Ada skenario yang dibuat cukup lama, tapi baru ditampilkan saat ini, khususnya pada event atau momentum aksi tadi pagi itu (kemarin),” katanya.
Dugaan Satryo itu berlandaskan dari pemikiran bahwa pembuatan rekaman suara yang menyerupai dirinya itu tidak mungkin dilakukan dalam waktu singkat.
Ia juga menduga adanya karangan buka di kantor Kemendiktisaintek saat aksi demo kemarin menjadi skenario untuk menjatuhkan nama baiknya dan sudah disiapkan sejak lama.
“Bahkan, bunga-bunga yang muncul di kementerian yang dibuat begitu banyak itu dibuat sangat rapi sekali. Padahal, saya memutasi staf itu pada Jumat yang lalu. Tidak mungkin ada bunga yang disiapkan tiba-tiba sebanyak itu,” kata Satryo.
Di sisi lain, ketika ditanya apakah memiliki bukti bantahan bahwa rekaman suara yang viral tersebut bukan dirinya, Satryo mengeklaim memilikinya.
“Saya bisa buktikan itu tidak ada. Semuanya (rekaman suara) itu pasti buatan itu,” tandasnya.