banner 728x250

DPR Minta Format Libur Ramadan Sebulan Penuh Harus Jelas

Komisi X DPR RI Fraksi PKB Habib Syarief Muhammad Alaydus

ABNnews – Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PKB Habib Syarief Muhammad Alaydus merespon wacana libur selama Ramadhan sebulan penuh untuk anak sekolah.

Ia meminta Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) duduk bersama membahas rencana tersebut.

Menurutnya, wacana libur selama Ramadhan sebulan penuh unjuk anak sekolah merupakan hal yang baik. Apalagi ditujukan untuk memberikan kesempatan para siswa menjalankan ibadah dengan optimal sehingga dapat meningkatan sisi spritualitas mereka

“Tujuan libur selama Ramadhan sangat baik. Para siswa kita bisa fokus ibadah dan belajar agama. Kami mendukung rencana itu,” ujar Habib Syarief di Jakarta, Sabtu (4/1/2025) .

Ia menegaskan, rencana libur selama Ramadhan itu harus dimatangkan, karena Ramadhan tinggal dua bulan lagi. Kemenag dan Kemendikdasmen harus duduk bersama membahas rencana tersebut, sehingga program tersebut bisa terlaksana dengan baik.

Sebab sampai saat ini, belum ada format yang jelas dan detail terkait libur selama Ramadhan. Masih banyak pertanyaan yang muncul.
“Apakah semua kegiatan sekolah diliburkan, sehingga tidak ada kegiatan sama sekali selama Ramadhan? Atau meliburkan pembelajaran formal dan diganti dengan pembelajaran keagamaan?” ujarnya.

“Jika anak-anak fokus belajar agama dan beribadah, seperti apa formatnya? Apakah sekolah masing-masing yang mengadakan kegiatan Ramadhan atau diserahkan kepada orang tua secara penuh?” sambungnya.

Habib Syarief menilai, pertanyaan-pertanyaan itu yang harus dijawab, sehingga sekolah dan orang tua siswa tidak bingung dan bertanya-tanya lagi. Sebab, kata Habib Syarief, jika kegiatan selama Ramadhan diserahkan penuh kepada orang tua, maka meraka akan kesulitan mengaturnya. Apalagi jika kedua orang tua sama-sama bekerja. Bahkan, walaupun salah satu orang tua tidak bekerja, mereka tetap akan kesulitan.

“Kalau anak-anak mengisi liburan Ramadhan hanya di rumah, maka mereka akan cepat bosan. Orang tua pun akan kesulitan mengatur kebosanan anak selama Ramadhan. Dikhawatirkan anak-anak akan semakin sering bermain handphone di rumah,” jelasnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo HR Muhammad Syafi’i mengungkapkan bahwa ada pembicaraan tentang kebijakan libur 1 bulan puasa 2025 tersebut, meski belum dibahas lebih lanjut di lingkungan Kementerian Agama.

“Heeh (iya) sudah ada wacana (libur selama puasa). Oh kami belum bahas, tapi bacaannya kayaknya ada, tapi saya belum bahas itu,” kata Syafi’i pada Senin 30 Desember 2024 lalu.***

Bagus Iswanto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *