banner 728x250

Jokowi Tokoh Terkorup Dunia versi OCCRP Ditakedown, Siapa yang Bersih?

Joko Widodo (Jokowi) Foto: Tempo

ABNnews – Saat ini berita Jokowi masuk tokoh paling korup di dunia versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) sudah ada yang ditakedown atau dihapus. Sehingga berita tersebut hanya tertulis 404.

Dengan dihapusnya berita tersebut maka publik bertanya apakah benar Jokowi tokoh yang bersih? Apalagi banyak pemujanya yang menempatkan Jokowi sebagai tokoh paling bersih dan sederhana.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana) Samuel F. Silaen mengatakan, rilis OCCRP yang menempatkan Presiden RI ke 7 Joko Widodo (Jokowi sebagai tokoh terkorup dunia tahun 2024 harus ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum Indonesia guna mempertanggungjawabkan atas perbuatannya.

“Harus dihukum berat untuk memberikan efek jera kepada Jokowi termasuk antek- anteknya yang turut serta melakukan korupsi secara sistemik dan masif,” ujar Samuel F. Silaen kepada ABN, Rabu (1/1/2025).

Silaen memaparkan, dengan masuknya nama Jokowi sebagai tokoh terkorup dunia 2024 maka hal ini sesuai dengan dua pribahasa yang dapat menggambarkan kenyataan Jokowi saat ini, yang pertama ialah sepandai-pandainya tupai melompat maka akan jatuh juga. Ke-dua, sepandai-pandainya menyimpan bangkai busuk maka satu waktu akan tercium juga karena busuknya sudah tidak dapat ditutupi lagi.

Silaen meyakini selama ini Jokowi banyak melakukan pembungkaman yang terstruktur sistematis dan masif terhadap barisan orang- orang yang kritis, apakah itu langsung maupun tidak langsung. Selama ini barisan tokoh masyarakat, agama dan akademisi dihajar oleh Jokowi lewat antek- anteknya, baik itu dalam bentuk bujuk rayu dan lain sebagainya

“Secara tidak langsung ialah lewat berbagai macam jenis pembungkaman yang dilakukan lewat media online, media sosial tempat curhat masyarakat aktivis pro demokrasi, mulai dari akun media sosialnya dibatasi, dihajar dan berbagai pembatasan lewat kaki tangan kekuasaan, dibawah kendali atas nama kekuasaannya Jokowi,” jelasnya.

Silaen menilai, lemahnya kontrol akibatnya Jokowi dan antek-anteknya kebablasan dalam menjalankan kekuasaannya, dengan menggunakan aparatur negara secara serampangan dan diluar konstitusi yang ada, Bila ada konstitusi yang jadi penghambat maka aturan hukum tersebut diubah demi syahwat politiknya.

“Jokowi lupa janji-janjinya untuk Indonesia, dia lebih mengedepankan kepentingan pribadi dan keluarganya sehingga terperangkap dan terjebak pada masifnya korupsi sistemik yang terjadi semasa pemerintahan yang dipimpinnya,” bebernya.

“Ingatlah bahwa ikan itu busuk dari kepalanya maka demikianlah kerusakan yang terjadi pada masa pemerintahan Jokowi ini. Jadi wajarlah Jokowi masuk daftar tokoh terkorup di dunia. Sebab mereka sudah melakukan pemantauan dan penelitian selama ini. Akhirnya Jokowi sudah tidak bisa mengelak lagi karena sudah lengser. Selama ini dia bisa berkelit dibantu oleh kroni- kroni penikmat korupsi sistemik karena masih berkuasa,,” paparnya.

Koordinator Center for Budget Analysis (CBA) Jajang Nurjaman mengatakan, masuknya Jokowi dalam daftar finalis pemimpin terkotor versi OCCRP menunjukkan perhatian global terhadap masa kepemimpinannya, khususnya terkait dugaan lemahnya penanganan korupsi. Perlu dicermati, kritik utama diarahkan pada kebijakan yang dinilai melindungi oligarki dan pelemahan institusi antikorupsi, seperti revisi UU KPK, yang dianggap merugikan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

“Hal ini menimbulkan persepsi negatif yang mencoreng reputasi Indonesia di mata dunia,” ujarnya.

Jajang menuturkan, masuknya Jokowi masuk tokoh terkorup di dunia memberikan pelajaran bagi pemerintahan saat ini untuk memperkuat sistem antikorupsi dan menghindari kebijakan yang berpihak pada oligarki. Penguatan lembaga seperti KPK dan transparansi dalam pengelolaan kebijakan publik harus menjadi prioritas untuk memastikan kepercayaan publik dan menjaga citra Indonesia di dunia internasional.

Tanggapan Jokowi

Menanggapi penghargaan OCCRP tersebut, seperti dilansir berbagai media, Jokowi pun menanggapi penyebutan namanya yang masuk dalam daftar finalis Person of The Year 2024 untuk kategori kejahatan terorganisasi dan korupsi.

“Yang dikorupsi apa. Ya dibuktikan, apa,” kata Jokowi sambil tertawa kepada wartawan saat ditemui di rumahnya di Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (31/2/2024).

Jokowi mengatakan banyak sekali framing yang merugikan dirinya tanpa bukti yang jelas. “Ya apa, apa lagi? Sekarang kan banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat. Banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Itu yang terjadi sekarang kan,” papar Jokowi.

Apa lembaga OCCRP itu?

Setelah ditelusuri dari berbagai pemberitaan media, Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) merupakan lembaga yang mendapatkan sumbangan dana dari organisasi-organisasi seperti The Bay and Paul Foundations, Dutch Postcode Lottery, European Instrument for Democracy and Human Rights, Ford Foundation, Fritt Ord Foundation, dan German Marshall Fund.

Kemudian, ada pula sumbangan dari Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis, Kementerian Luar Negeri Denmark, National Endowment for Democracy, Oak Foundation, Open Society Foundations, Puech Foundation, Rockefeller Brothers Fund, Skoll Foundation, US Agency for International Development, hingga Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.

Tak hanya itu, diketahui OCCRP pernah dinominasikan untuk penghargaan Nobel Perdamaian pada 2023 oleh Profesor Wolfgang Wagner di Vrije Universiteit Amsterdam atas karyanya yang “berkontribusi pada perdamaian dengan mengungkap korupsi politik dan kejahatan terorganisir”.

Terkait soal Jokowi, pada Selasa (31/12/2024), OCCRP merilis laporan “Corrupt person of the year 2024”. Pada laporan itu Presiden Suriah Bashar Al Assad dinyatakan sebagai pemenangnya. Sejumlah tokoh dunia selain Jokowi juga disebut jadi finalis, yakni Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, dan Pengusaha India Gautam Adani.***

Bagus Iswanto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *