ABNnews – Jika seseorang sakit, meminum obat merupakan salah satu solusi tepat untuk menyembuhkan penyakit atau mengatasi masalah kesehatan. Masalahnya, jika tidak memilih obat yang tepat, obat tersebut bisa saja merugikan tubuh karena dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan, termasuk memlih obat palsu.
Chief Category Officer Apotek Alpro, Apt. Rupa Lesty mengungkapkan peredaran obat palsu marak dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab demi keuntungan pribadi. Hal ini sering kali membuat konsumen bingung membedakan mana yang asli dan mana yang tiruan.
“Kasus yang paling sering terjadi adalah adanya oknum tidak bertanggung jawab dengan memproduksi obat palsu. Ada juga yang mengumpulkan dengan sengaja obat expired, lalu dijual dengan sengaja di online,” kata Apt. Rupa Lesty saat acara peluncuran perdana Apotek Alpro Veteran Raya seperti dikutip dari Popmama.
Lalu bagaimana cara mengetahui ciri-ciri obat yang asli dan menghindari obat yang palsu? Berikut cara mudah membedakannya;
Beli Obat di Apotek Izin Resmi
Pertama, yang harus dilakukan agar tidak mendapatkan obat palsu adalah dengan membeli obat di apotek yang sesuai dengan anjuran BPOM, pastikan membeli obat di apotek yang aktif beroperasi dan memiliki izin resmi.
Jika memiliki izin edar yang valid, maka apotek tersebut dapat dipercaya keaslianya. Untuk dapat memeriksa izin apotek, biasanya izin tersebut terpampang di bagian depan.
“Berdasarkan anjuran BPOM, yang wajib dilakukan adalah pastikan untuk membeli obat di apotek aktif dan memiliki izin edar. Pasien dapat melihat izin apotek ketika masuk ke dalam apotek untuk memastikan keresmiannya,” ujar Rupa Lesty.
Memastikan Kemasan Obat
Harus dipastikan, kemasan obat yang diterima pasien dalam kondisi tersegel dan rapih.
Obat palsu biasanya sering dijual tanpa kemasan atau label yang lengkap. Untuk memeriksanya lebih lanjut, perhatikan apakah warna pada kemasan mudah luntur atau ada kesalahan ejaan (typo), serta perbedaan jenis atau ukuran tulisan.
Pastikan Tanggal Kadaluwarsa
Tanggal kedaluwarsa obat asli dan obat palsu dapat dibedakan melalui cara pencetakannya.
Pada obat asli, tanggal kedaluwarsa biasanya dicetak langsung di kemasan dengan kualitas cetakan yang jelas, tidak mudah luntur, dan sulit dihapus.
Sedangkan pada obat palsu, tanggal kedaluwarsa hanya ditempel menggunakan stiker atau dicetak dengan kualitas rendah sehingga tampak samar atau bahkan tidak terbaca dengan baik.
Hal ini disebabkan karena produsen obat palsu cenderung tidak memiliki standar pencetakan yang sesuai, dan hanya berupaya meniru tampilan luar tanpa memperhatikan detailnya.
“Tanggal kedaluarsa obat palsu dan obat asli dapat dibedakan dengan melihat apakah hanya ditempel saja, atau sama sekali tidak terbaca karena kualitas cetakan obat palsu yang rendah,” ungkapnya.
Obat Palsu Mudah Hancur
Kualitas obat juga dapat menjadi indikator penting untuk membedakan antara obat asli dan palsu.
Obat asli memiliki bentuk yang seragam, baik dalam hal ukuran, warna, maupun tekstur. Obat asli juga memiliki daya tahan yang baik, tidak mudah hancur, atau berubah bentuk saat dipegang maupun disimpan.
Hal ini disebabkan karena obat asli diproduksi dengan standar ketat sesuai dengan pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang ditetapkan oleh BPOM.
Sebaliknya, obat palsu memiliki kualitas yang jauh di bawah standar. Obat palsu cenderung mudah hancur, tampak bantat, dan sering kali tidak seragam dalam bentuk maupun warnanya.
Hal ini terjadi karena obat palsu tidak melalui proses produksi yang sesuai dengan regulasi, sehingga keamanannya sangat diragukan.
Beda Ukuran Obat Palsu Dengan Obat Asli
Biasanya, salah satu ciri khas yang dapat diperhatikan pada obat palsu adalah ketidaksesuaian berat atau jumlah isi pada setiap strip. Perbedaan mencolok akan terlihat saat kemasan dibuka
Setiap strip dapat memiliki berat yang berbeda-beda karen obat palsu umumnya tidak diproduksi dengan standar kualitas yang baik. Isi tablet atau kapsulnya juga tidak seragam karena bahan yang digunakan tidak memenuhi standar.
Hal ini jelas berbeda dengan obat asli, di mana setiap strip memiliki isi dan berat yang konsisten, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
“Pada obat palsu berjenis strip, pas dibuka setiap stripnya kemungkinan tidak sama, karena beratnya berbeda-beda,” katanya.
Ilham Cahyadi