ABNnews — Video viral Miftah Maulana Habiburrahman atau biasa disapa Gus Miftah, menghina penjual es teh di sebuah pengajian di Magelang, Jawa Tengah, berimbas pada posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budi Djiwandono menyebut akan segera mengevaluasi posisinya pendakwah tersebut.
Keponakan Presiden RI Prabowo Subianto itu sangat menyayangkan perilaku tersebut pada masyarakat biasa yaitu penjual es teh bernama Sunhaji.
“Kita menyayangkan kalau ada statement-statment yang tidak baik, tentu itu patut menjadi evaluasi, apalagi namanya pemimpin,” katanya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (04/12).
Namun, menurut Budi seperti dikutip dari tribunnews, pihaknya menyerahkan keputusan evaluasi sepenuhnya kepada Presiden Prabowo.
Budi mengatakan, partainya terbuka menerima kritik yang diberikan masyarakat kepada Miftah.
“Tapi apapun itu, kita serahkan keputusan-keputusan kalau ada, kita terima sebagai masukan dan kritik yang baik dari masyarakat. Saya kira itu,” pungkasnya.
Sementara Miftah sendiri telah menyampaikan permintaan maaf kepada publik setelah video dirinya mengolok-olok penjual es teh di Magelang viral di media sosial.
“Dengan kerendahan hati saya meminta maaf atas kekhilafan saya, saya memang sering bercanda dengan siapa pun,” ungkap Miftah, Rabu (04/12).
Kejadian ini menarik perhatian publik, terutama mengingat posisi Miftah yang baru saja dilantik sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa (22/10) silam.
Insiden bermula saat sebuah video menunjukkan Miftah melontarkan kalimat mengolok-olok kepada seorang penjual es teh yang sedang berjalan di tengah kerumunan penonton dengan membawa bakul di atas kepalanya.
“Es tehmu jik akeh ora? Masih? Yo kono didol, g*b**k. Dolen dhisik, engko nek durung payu yo wis, takdir (Es tehmu masih banyak? Kalau masih ya sana di jual, kalau tidak laku ya sudah, takdir),” ujar pria berusia 43 tahun ini.