ABNnews — Israel sedang merancang skenario serangan balasan usai Iran meluncurkan ratusan rudal balistik hingga hipersonik ke Negeri Zionis pada Rabu (02/10) dini hari. Rencana Israel itu diprediksi bisa memicu perang besar di kawasan Timur Tengah.
Diketahui Israel dan sekutu dekatnya, Amerika Serikat murka dengan serangan Iran pada Rabu dini hari tersebut. Tel Aviv menyatakan akan membalas tindakan tersebut dalam hitungan hari.
Raed Jarrar, direktur advokasi di lembaga pemikir DAWN yang berbasis di AS, mengatakan, Timur Tengah kini berada dalam ‘perang regional berskala penuh’ yang tidak akan berakhir tanpa perubahan kebijakan Washington.
“Ini tidak akan berhenti tanpa AS bersikap tegas dan berkata, ‘Kami tidak akan mengirim lebih banyak senjata ke Israel. Kami tidak akan mendanai dan membantu kejahatan Israel,'” kata Jarrar kepada Al Jazeera.
Sementara Omar Rahman, seorang peneliti di Middle East Council on Global Affairs, mengatakan ‘tidak diragukan lagi’ bahwa Israel akan merespons. Ia menyebut pembalasan ini akan memicu perang besar.
“Israel telah mencoba mengundang perang ini melalui tindakannya selama beberapa bulan terakhir. Israel mampu melakukan penghancuran besar-besaran, seperti yang kita lihat di Lebanon,” ucapnya.
“Israel mampu melakukan tindakan intelijen besar-besaran dan melancarkan perang yang benar-benar menghancurkan. Iran, menurut saya, telah mencoba menghindarinya, tetapi negara itu sedang menuju semacam perang dengan Israel.”
Adapun Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan bahwa serangan rudalnya terhadap Israel telah selesai kecuali ada provokasi lebih lanjut.
Dalam sebuah unggahan di X yang dikutip Reuters, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan bahwa negaranya telah selesai dengan serangan ke Israel. Namun ia mengatakan bahwa pihaknya sangat siap jika Israel benar-benar mengambil langkah untuk menyerbu balik Negeri Persia
“Tindakan kami selesai kecuali rezim Israel memutuskan untuk melakukan pembalasan lebih lanjut. Dalam skenario itu, respons kami akan lebih kuat dan lebih dahsyat,” katanya.