banner 728x250

Permintaan Maaf Jokowi Tidak Secara Instan Menghilangkan Persoalan: Orang Tetap Ingat Politik Dinasti

Presiden Jokowi meminta maaf di Pasar Kefamenanu, Timor Tengah Utara, NTT. (Foto: inews)

ABNnews — Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyampaikan permintaan maaf saat kunjungan kerja ke daerah. Rabu (02/10), Jokowi meminta maaf dalam kunjungannya ke Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dengan menggunakan pengeras suara, Jokowi mengatakan bahwa dirinya hanyalah manusia biasa. “Warga yang saya hormati, saya adalah manusia biasa yang penuh dengan kesalahan, penuh dengan kekurangan, penuh dengan kekhilafan.,” kata Jokowi di Pasar Kefamenanu, Timor Tengah Utara, NTT.

Ia meminta maaf atas kesalahan dan kebijakan yang ia ambil selama menjabat sebagai presiden. “Atas segala kebijakan yang mungkin kurang berkenan di hati bapak ibu sekalian,” katanya.

Ini bukan pertama kalinya Presiden Jokowi meminta maaf kepada masyarakat. Menjelang purnatugas pada 20 Oktober ini, Jokowi juga telah menyampaikan permintaan maaf dalam sambutan pada acara zikir kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis malam, 1 Agustus 2024, serta dalam sidang tahunan MPR pada 16 Agustus 2024.

Jokowi juga menyampaikan pesan serupa dalam sejumlah kunjungan kerja. Seperti di Pasar Soponyono Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat 9 September 2024, dan Pasar Mawar Pontianak, Kalimantan Barat, pada Selasa 24 September 2024.

Dalam kesempatan berbeda di Ibu Kota Nusantara atau IKN, Jokowi juga pamit kepada pejabat TNI Polri pada Kamis, 12 September 2024. Satu hari kemudian, Presiden menyampaikan permintaan maaf dan apresiasi kepada menteri dalam Sidang Kabinet di Istana Garuda IKN.

Akademisi sekaligus pengamat politik, Rocky Gerung menilai, kumpulan permohonan maaf Jokowi di akhir masa jabatannya itu hanyalah sebuah manipulasi keadaan.

Terlebih, kata Rocky, <span;>di tengah permintaan maaf Jokowi di setiap kesempatan justru tidak diimbangi dengan perilaku buzzernya.

“Pak Jokowi udah minta maaf berulang kali, tetapi buzzernya itu masih menjilat berkali-kali. Kan itu konyolnya,” kata Rocky, dikutip dari Youtube, Kamis (03/10).

Hal itu, kata Rocky, mengindikasikan jika buzzer-buzzer Jokowi masih terus menggantungkan harapan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

“Jadi buzzer-buzzer ini itu masih menggantungkan harapan pada Jokowi, seolah-olah Jokowi masih punya kuasa. Padahal dalam hitungan hari itu selesai semua,” tukasnya.

Rocky menyebut permohonan maaf itu tidak akan bisa secara instan menghilangkan persoalan-persoalan sebelumnya yang telah terjadi.

“Orang akan tetap ingat bahwa soal dinasti anak-anaknya itu jalan terus. Jadi apa yang hendak dimaafkan?” sebut Rocky.

“Kemungkinan-kemungkinan ini yang membuat orang berpikir bahwa Jokowi sedang memanipulasi keadaan seolah-olah dengan minta maaf orang lupa proses Gibran dicalonkan jadi wakil presiden, proses Kaesang diduga kuat memperoleh gratifkasi,” tambahnya.

Rocky bahkan mengatakan bahwa apa yang diungkapkan oleh Jokowi itu sudah tidak setara dengan apa yang sedang dipikirkan. “Jadi gerak otaknya tidak setara dengan gerak bibirnya,” sebutnya.

“Kondisi politik kita memang ada di dalam kecemasan, atau kegelisahan. Kita harus pikirkan, dimana kita letakkan Pak Jokowi nanti, tentu kita ingin supaya beliau dihormati, tetapi kita tidak punya semacam point of view untuk menerangkan dimana yang bisa kita anggap sudut paling mulia supaya kita hargai pak Jokowi. Kelihatannya susah itu,” urainya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *