banner 728x250

Polisi Diminta Usut Dalang Pembubaran Diskusi Tokoh Nasional

Kapolri, Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo didesak mengusut, menyelidiki, dan menindak para pelaku dan aktor utama pembubaran diskusi diaspora di Kemang, Jakarta. (Foto: hetanews)

ABNnews – Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Ersento Maraden Sitorus mengaku prihatin dan menyesalkan adanya preman yang membubarkan diskusi yang dilaksanakan oleh Forum Tanah Air (FTA) di daerah Kemang, Jakarta, Sabtu (28/9/2024) kemerin.

Menurutnya, tindakan para preman tersebut mengancam kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat yang dijamin oleh undang-undang.

“Saya berharap pihak kepolisian menetapkan semua pelaku pembubaran diskusi FTA menjadi tersangka,” ujar Fernando kepada ABNnews, Senin (30/9/2024).

Menurutnya tindakan tegas terhadap preman tersebut harus diterapkan. Walaupun para preman tersebut tidak melakukan pengrusakan. Apalagi para preman tersebut juga sudah mengancam kebebasan berbicara, menyatakan pendapat dan berkumpul terhadap para tokoh nasional yang prihatin atas kondisi bangsa saat ini.

“Penetapan tersangka yang baru hanya dua orang harus terus dikembangkan supaya jangan membuat citra negatif terhadap Polri,” tegasnya.

“Namun walaupun masih dua orang yang ditetapkan sebagai tersangka, patut diapresiasi karena pihak kepolisian dengan cepat menangkap dan menetapkan tersangka terhadap para pelaku,” imbuhnya.

Fernando menduga ada pihak yang menggerakkan para preman tersebut yang berani membubarkan diskusi para tokoh nasional. Apalagi diskusi tersebut dihadiri oleh orang-orang yang selama ini sering melakukan kritik terhadap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

“Apalagi para pelaku dengan kompak menggunakan masker seolah ingin melindungi diri mereka agar tidak teridentifikasi. Saya tidak yakin gerakan mereka murni inisiatif mereka sendiri tanpa ada yang meminta untuk melakukan aksi tersebut,” tandasnya.

Diketahui Wakapolda Metro Brigjen Pol Djati Wiyoto Abadhy dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (29/9/2024) mengatakan, polisi telaj menangkap lima pelaku pembubaran dan perusakan diskusi tokoh nasional di hotel Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (28/9/2024) lalu. Dua di antara yang ditangkap itu sudah ditetapkan jadi tersangka.

“Kelima orang yang kami tangkap adalah FEK, GW, JJ, LW dan MDM,” kata Brigjen Pol Djati Wiyoto Abadhy di Jakarta, Minggu (29/9/2024).

Djati membeberkan peran masing-masing orang tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan kepolisian.Pertama, dia mengatakan pria berinisial FEK ini berperan sebagai koordinator lapangan aksi, kemudian GW ini orang yang masuk ke dalam ruangan seminar melakukan aksi perusakan. Pelaku JJ juga berperan masuk ke dalam untuk membubarkan sampai melakukan perusakan dengan mencabut baliho-baliho yang ada di dalam.

Pria keempat LW ini juga melakukan perusakan dan membubarkan acara yang ada di dalam.
Terakhir, pelaku MDM, ini hampir sama yaitu membubarkan dan melakukan perusakan yang ada di dalam gedung.

“Lima orang ini sudah kami tangkap dan kami akan mencari pelaku lain yang terlibat aksi perusakan, penganiayaan ini,” kata Djati.

Mendalami motif dan menelusuri penggerak
Selain itu, Djati mengatakan Polda Metro Jaya juga akan mendalami motif dan para penggerak kelompok massa ini. Ia menegaskan Polda Metro Jaya tidak menoleransi segala bentuk premanisme.

“Kita akan lakukan skrining dan pendalaman terhadap para pelaku. Siapa yang menggerakkan, apa motifnya, apa tujuannya,” kata dia.

Selain itu, pihaknya juga melakukan investigasi secara internal terhadap para petugas Polri yang bertugas mengamankan pada saat aksi unjuk rasa berlangsung. “Apakah di situ ada pelanggaran prosedur standar operasi (SOP) atau tidak,” kata dia.

Ia mencontohkan apakah sudah dilakukan pemeriksaan jumlah personel yang dilibatkan dan kemudian saat acara, apakah tindakan yang akan dilakukan, termasuk bila terjadi dinamika yang berkembang, apa yang harus dilakukan.

“Kami akan lakukan investigasi secara internal jika ada pelanggaran yang dilakukan oleh anggota kita pada saat kegiatan pengamanan kemarin,” kata dia.

Ia mengatakan pihaknya siap menerima kritik atas kekurangan dan kelemahan pada petugas yang melaksanakan tugas sebagai bahan evaluasi dan perbaikan pelaksanaan tugas.

“Kami mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan mengamankan kota Jakarta ini,” katanya.***

Bagus Iswanto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *