ABNnews — Isu gempa megathrust yang berpotensi melanda Pulau Jawa tidak boleh dianggap angin lalu. Hal itu dikatakan Ketua Subkelompok Urusan Pencegahan BPBD DKI Jakarta, Rian Sarsono.
“Pemerintah bersama pemangku kepentingan terkait (stakeholders) perlu melakukan antisipasi agar tidak menimbulkan korban dan kerugian yang besar,” kata Rian dalam rapat mitigasi Pemerintah Kota Jakarta Pusat bersama BPBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam rangka memperkuat edukasi kesiapsiagaan dampak gempa bumi dan kebakaran, Senin (30/09).
Kemudian, kata Rian, perlunya pelatihan secara teknis bersama pihak terkait sebagai implementasi dari materi yang disampaikan di setiap edukasi.
“Semakin dilatih, manajemen tanggap bencana akan semakin siap saat terjadi gempa bumi atau bencana lain di sekitar kita,” tegas Rian.
Adapun sumber-sumber gempa di sekitar Jakarta yang berpotensi berdampak di wilayah Jakarta di antaranya tiga dari sesar aktif. Yakni Sesar Baribis potensi kekuatan Magnitudo (M) 6,5, Sesar Lembang potensi M6,8 dan Sesar Cimandiri potensi M6,7.
Selain itu, satu sumber gempa dari subduksi megathrust di Selat Sunda (Banten) dengan potensi M8,7. “Dari sisi selatan Jawa ada subduksi megathrust Selat Sunda dengan potensi magnitudo M8,7,” katanya.
Kemungkinan terbesar potensi gempa yang dapat merusak di Jakarta adalah berasal dari zona subdukti selatan Banten dengan Magnitude 8,7 berdurasi 15 detik dan bahaya primernya adalah runtuhnya gedung atau bangunan.