ABNnews — Para ilmuwan telah memperingatkan varian Covid-19 baru ‘XEC’ akan lebih menular dan menyebar cepat. Varian XEC ini diperkirakan akan segera menjadi varian Covid yang dominan.
Varian Covid-19 XEC yang disebut merupakan turunan Omicron pertama kali diidentifikasi di Jerman pada Juni 2024 lalu dan mulai muncul di Inggris, Amerika Serikat (AS), Denmark, dan beberapa negara lainnya.
Sebagai informasi, analis data Covid-19, Mike Honey mengungkapkan bahwa varian XEC mengalami pertumbuhan jumlah kasus yang signifikan di Denmark dan Jerman.
Namun, tingkat pengujian rutin yang lebih rendah dari sebelumnya membuat sulit untuk mendeteksi seberapa banyak kasus Covid-19 yang ada.
Wakil Direktur UK Health Security Agency (UKHSA), Dr. Gayatri Amirthalingam mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih terus memantau seluruh informasi terkait varian Covid yang muncul di Inggris dan dunia.
Terlebih, Covid-19 kerap bermutasi setiap waktunya. “Merupakan hal yang normal dan diperkirakan virus akan berubah secara genetik seiring berjalannya waktu,” kata Dr. Amirthalingam.
Sementara Direktur Scripps Research Translational Institute di California AS, Eric Topol pada Kamis (19/09) tengah pekan lalu, mengatakan bahwa Covid-19 varian XEC “baru saja dimulai” dan diprediksi bakal menciptakan gelombang kasus baru.
“Itu membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga beberapa bulan sebelum benar-benar menguasai dan mulai menimbulkan gelombang. XEC pasti akan mengambil alih,” kata Topol.
“Namun butuh waktu berbulan-bulan untuk mencapai tingkat tinggi,” sambungnya.
Lantas, bagaimanakah gejala Covid-19 varian XEC? Menurut para ahli, gejala Covid-19 varian XEC hampir serupa dengan gejala pilek atau flu, yakni, demam tinggi, nyeri tubuh, kelelahan dan batuk atau sakit tenggorokan.