banner 728x250

PDIP Bakal Gabung Prabowo, Nasib Jokowi?

ABNnews – PDIP dan Megawati Soekarnoputri dipastikan akan bergabung dengan Prabowo Subianto. Megawati akan mendukung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus dalam menjalankan pemerintahan Prabowo – Gibran. Narasi pun berkembang bahwa Joko Widodo (Jokowi) akam “ditendang” oleh Prabowo, yang mantan Jenderal Kopassus itu.

Pengamat politik Karel Susetyo meragukan narasi Prabowo akan “menendang” Jokowi dari koalisi. Alasannya saat ini ikatan emosional Jokowi dan Prabowo cukup kuat. Apalagi ada Gibran, anak Jokowi sebagai Wapres untuk mendampingi Prabowo. Bahkan sebagian besar parpol yang tergabung dalam KIM mempunyai hubungan dekat dengan Jokowi.

“Jadi belum tentu Prabowo menendang Jokowi,” ujar Karel di Jakarta, Kamis (12/9/2024).

Ceo Point Indonesia itu menegaskan, adanya narasi Prabowo akan mencampakkan Jokowi di pemerintahan berikutnya karena saat ini banyak pihak senang berfantasi kalau koalisi Jokowi dan Prabowo itu retak. Padahal saat ini koalisi Jokowi – Prabowo sangat solid dan kuat. Sehingga koalisi tersebut sangat sulit untuk dipisahkan atau dipecah belah.

“Keretakan atau perpecahan koalisi Jokowi – Prabowo tidak terjadi sama sekali,” tandasnya.

Karel menilai adanya narasi koalisi Jokowi – Prabowo retak sehingga Prabowo bakal menendang Jokowi karena sangat cemburu atau sakit hati melihat keduanya rukun dan damai. Tidak heran para pihak itu menghembuskan narasi – narasi negatif terhadap Jokowi atau Prabowo agar keduanya tidak harmonis.

“Mereka (para pihak tertentu) tidak mau lihat para tokoh damai,” paparnya.

Karel pun berpesan bagi mereka yang ingin kondisi Indonesia tetap panas maka mulai saat ini hentikan menjadi pemecah belah bangsa.
Bangsa Indonesia harus maju dibawah kepemimpinan Prabowo – Gibran. Karena untuk menjadi negata maju maka modalnya adalah persatuan bangsa.

“Bangsa lain banyak yang tak mau melihat bangsa ini (Indonesia)!maju. Untuk itu mereka berusaha memecah belah melalui antek-antek dan kaki tangannya,” tegasnya.

Ketua Umum Barisan Relawan Nusantara (BaraNusa), Adi Kurniawan mengatakan, kemungkinan Jokowi bakal ditendang Prabowo bisa saja terjadi. Ia menegaskan Jokowi harus ditendang dari koalisi KIM Plus karena matahari tidak boleh ada dua di dalam pemerintahan. Karena dampak dari dua matahari akan membuat roda pemerintahan tidak berjalan dengan optimal dan baik.

Adi pun meminta agar Prabowo harus berani menendang secara tegas Jokowi. Apalagi Prabowo adalah Presiden Indonesia yang terpilih secara langsung oleh rakyat. Selain itu Prabowo juga ketua partai yang memiliki jumlah anggota besar di Indonesia. Sementara Jokowi tidak mempunyai atau memiliki partai.

“Setelah lengser dipastikan pengaruh Jokowi bakal redup,” jelasnya.

Adi meragukan adanya narasi jika bersikap tegas dan keras terhadap Jokowi maka membuat Indonesia tidak aman dan damai sehingga Indonesia tidak maju seperti negara lain. Adi justru mempertanyakan seberapa besar pengaruh Jokowi terhadap rakyat Indonesia.

“Asal tahu aja, Jokowi lengser sudah pasti kehilangan pengaruh,” tegasnya.

Mantan Sekjen pertama Projo (relawan Jokowi) Guntur Siregar mengatakan, Prabowo tidak akan berani melindungi jokowi usai lengser 20 Oktober 2024. Oleh karena itu Jokowi harus siap menerima konsekwensi apa yang telah dilakukannya selama 10 tahun berkuasa. Karena banyak kebijakannya yang justru membuat rakyat menderita dan sengsara.

“Selama berkuasa, Jokowi tidak mau mendengar keluhan rakyat, seolah telinganya tertutup terhadap kritikan publik, atau Jokowi anggap sepele karena merasakan dirinya seperti Raja Jawa Solo,” ujarnya.

Guntur menyebut, Jokowi dengan mendatangi beberapa daerah dan lempar – lempar sembako maka seolah rakyat sudah senang dan bahagia. Padahal rakyat yang dilempari sejumlan sembako adalah rakyat atau massa mengambang (apolitis). Mereka tidak mengerti apa – apa tentang demokrasi dan politik karena yang ada dibenahinya adalah sembako.

“Posisi politik dinasti Jokowi akan semakin sulit kedepan ketika Prabowo gabung bersama PDIP,” ujarnya.

Guntur memaparkan, dengan bergabungnya PDIP ke Prabowo maka jelas sangat menguntungkan Prabowo sebagai presiden dalam menjalankan pemerintahan 5 tahun ke depan. Oleh karena itu adamya narasi Jokowi bakal ditendang dari koalisi Prabowo bisa saja terjadi. Apalagi Jokowi juga tidak memiliki basis massa yang jelas.

“Jokowi sudah habis masa kejayaannya,” tegasnya.

Menurutnya, Jokowi terlalu bernafsu menjalankan kekuasaannya dan ambisi dinasti keluargannya. Padahal rakyat sudah muak melihat tingkah pola Jokowi saat berkuasa. Dengan melihat Jokowi berkuasa saat ini maka seolah perjuangan Reformasi mahasiswa tahun 1998 tidak ada artinya.

“Semua tatanan reformasi dirusak oleh seorang yang bernama Jokowi,” paparnya.

Guntur menegaskan, Presiden terpilih Prabowo dipastikan tidak akan mengikuti selera Jokowi lagi. Apalagi Prabowo juga tidak akan kuat menghadapi gelombang massa mahasiswa berdemonstrasi menuntut hukuman atas kebijakan Jokowi selama 10 tahun berkuasa yang tidak berpihak kepada rakyat.

“Ada banyak pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Jokowi selama menjabat presiden. Dan itu harus dituntaskan oleh Prabowo Subianto kalau tidak mau dikaitkan turut terlibat oleh para mahasiswa,” tandasnya.

Diketehui, Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, Ketua Umum Gerindra yang juga Presiden terpilih Prabowo Subianto direncanakan bakal bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Menurutnya, pertemuan kedua tokoh itu bakal dilakukan sebelum pelantikan Prabowo pada 20 Oktober mendatang.

Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani juga menyampaikan hal serupa. Puan enggan merinci lokasi dan materi yang akan dibahas oleh Mega dan Prabowo saat bertemu nanti.
Bakal banyak pembahasan ketika dua elite ini sudah bertemu, kata Puan, tapi masih terlalu jauh untuk disimpulkan kelak keduanya bakal membahas peluang PDIP mengisi kabinet Prabowo-Gibran.

“Masih terlalu jauh. Komunikasi sudah kita lakukan. Kan, saya juga sering ketemu Prabowo di acara-acara Pak Prabowo. Jadi ya selalu berkomunikasi, selalu bersilaturahmi,” kata dia.

Megawati dan Prabowo berbeda gerbong saat Pilpres 2024 lalu. Megawati dan PDIP saat itu mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Sementara Prabowo menggandeng putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024. Prabowo-Gibran memenangkan Pilpres 2024. Gibran sebelumnya kader PDIP.***

Bagus Iswanto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *